Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Donald Trump, Tidak Disukai tetapi Dirindu

30 Januari 2018   10:18 Diperbarui: 30 Januari 2018   10:24 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump (Reuters.com)

Donald Trump akhir 2017 kemarin memberikan kado tahun baru yang istimewa. Memberikan pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Hal yang menambah ketidakpastian di Timur Tengah. Salah satu akibatnya adalah harga minyak naik (bukan faktor yang utama).

Terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada tahun 2016 yang merupakan kejutan. Semua orang menjagokan Hillary Clinton. Mungkin saja AS belum siap untuk menerima seorang wanita untuk menjadi pemimpin tertinggi.

Kemenangan ini disambut oleh kalangan investor. Indeks Dow Jones meningkat cukup tinggi sepanjang 2017, menembus rekor 25.000. Bahkan di tahun 2018 menembus 26.000 yang bertahan sampai sekarang.

Slogan kampanye Trump "Make America Great Again" dan "America First" membuat ekspektasi dunia usaha AS akan peningkatan pangsa pasar mereka di dalam negeri. Kebijakan terbarunya adalah menerapkan bea masuk yang cukup besar untuk produk panel matahari dan mesin cuci.

Kebijakan untuk membuka beberapa daerah yang tadinya terlarang untuk pertambangan minyak. Juga menuai kontroversi. Banyak yang suka tetapi tidak sedikit yang menentang.

Keberhasilan pemerintahan Trump untuk menggoalkan penurunan pajak juga disambut gembira oleh dunia usaha AS. Harapannya adalah uang perusahaan yang tadinya parkir di luar negeri bisa pulang kampung ke AS sehingga menggairahkan ekonomi lokal.

Trump yang dirindukan!

Di sisi lain banyak keputusan Trump yang tidak terduga dan berpotensi bisa mengacaukan tatanan politik dan ekonomi global. Salah satu contohnya adalah pengakuan Yerusalem.

Trump sampai saat ini masih menghadapi pemeriksaan. Tentang dugaan bahwa kampanye yang memenangkan Trump menjadi Presiden AS, dicurigai mendapat bantuan dari Rusia. Google dan Facebook sudah mengakui bahwa ada peningkatan iklan yang dibiayai oleh Rusia pada masa kampanye. Jika terbukti, tidak tertutup kemungkinan Trump akan dimaksulkan.

Proteksionisme juga belum tentu bisa memberikan manfaat yang benar-benar positif. Trump mungkin lupa, memang saat ini AS banyak mengalami defisit perdagangan. Namun di sisi lain perusahaan AS juga membutuhkan pasar dunia bukan hanya pasar lokal.

Perang ekonomi dengan China, bisa membuat perusahaan AS, Apple contohnya bisa kehilangan pangsa pasar yang cukup besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun