Perkembangan teknologi tidaklah akan bisa dibendung. Dengan perkembangan ini, dunia akan semakin tanpa batas terutama di dunia maya. Sulit bagi sebuah negara untuk bisa membatasi akses, karena selain untuk bersenang-senang harus diakui bahwa dunia maya merupakan bagian dari ekonomi sebuah negara.
Akibat kemajuan teknologi terutama dalam bidang otomatisasi ataupun perkembangan Artificial Intelligent,lapangan pekerjaan yang sekarang ada mungkin akan berkurang.
Namun di sisi lain, banyak kesempatan baru yang muncul. Dulu untuk memulai sebuah usaha dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Sekarang dengan perkembangan perdagangan digital, dengan modal yang terbilang minimpun bisa.
Misalnya dengan menjadi reseller, dimana setelah barang laku barulah kita perlu membayar kepada penjual. Penjual akan mengirimkan barang itu atas nama kita.
Jika memiliki keahlian untuk membuat aplikasi atau program, seseorang juga bisa menjadi pengusaha. Jika dibandingkan dengan membuat pabrik yang modal awalnya sangat besar, membuat aplikasi boleh dibilang menggunakan modal mini.
Marketing dan pengembangan aplikasi itu barulah membutuhkan modal yang besar. Namun jika aplikasi kita bernilai guna dan dipandang mempunyai prospek yang bagus, banyak pemodal ventura yang akan siap mendanai.
Indonesia sudah memiliki beberapa usaha rintisan yang disebut Unicorn, artinya memiliki nilai minimal USD 1 Milyar. Gojek dan Tokopedia, dengan dukungan beberapa pemodal ventura.
Tetapi apakah hanya usaha digital yang akan memiliki prospek bagus di masa depan? Saya pikir tidak, ada sebuah usaha yang telah berusia ribuan tahun dengan teknologi yang mungkin boleh dibilang masih tidak terlalu berkembang pesat.
Agrobisnis!
Agrobisnis telah ada sejak sebelum masehi, dimana merupakan perkembangan dari budaya yang mengumpulkan bahan makanan dan lainnya dari alam. Menjadi pembudidayaan tanaman dan domestikasi binatang.