Presiden Amerika Serikat, Donald Trump adalah seseorang yang bisa dibilang menjadi media darling. Berita tentang Trump sangat menarik perhatian banyak orang dan bisa meningkatkan rating sebuah mediia.
Donald Trump yang sangat suka menyampaikan pemikirannya melalui Twitter seringkali menyebut sebuah berita adalah palsu. Terutama untuk berita yang tidak disukai olehnya atau jika merasa sebuah berita tidak cukup banyak menyebutkan jasa Trump.
Sebagai contoh pada saat bencana Hurricane melanda Puerto Rico, Trump mencuit di Twitter,
Cuitan ini menanggapi berita bahwa operasi pertolongan di Puerto Rico masih kacau.
Kata "Fake News" sebanyak 23 kali ditujukan kepada CNN (mungkin stasiun berita yang paling tidak disukai Donald Trump), 19 kali kepada NBC, 12 kali kepada New York Times dan 8 kali kepada Washington Post. Hanya satu stasiun berita yang tidak pernah dikatakan menghasilkan berita palsu yaitu Fox News.
Profesor Etika Media Washington and Lee Universitymengatakan kepada Politifact.com bahwa "Jika Presiden Trump tidak percaya dengan apa yang dikatakan dalam suatu berita maka dia percaya bahwa ini palsu. Karena tidak sesuai dengan realitas yang dipercayai oleh Trump"
Di sisi lain menurut Politico.com banyak hal yang dikatakan Trump adalah tidak benar bahkan boleh dibilang pembohongan. Seperti Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak memajaki rakyatnya atau deklarasi bahwa Donald Trump paling banyak menandatangani paling banyak undang-undang di masa awal menjadi presiden dibandingkan dengan para pendahulunya.
Kesemua ini menurut saya menunjukkan preferensi Donald Trump bahwa jika sebuah berita menggambarkan hal yang buruk tentang pemerintahan dia maka itu adalah palsu.
Suatu hal yang sangat menarik adalah bahwa sebuah ulasan di News.Vice.com mengatakan bahwa staff Gedung Putih setiap harinya pagi dan sore menyiapkan sebuah laporan tentang berita positif tentang Trump untuk diberikan kepada sang Presiden.