Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Donald Trump dan Berita Palsu

29 Oktober 2017   09:41 Diperbarui: 29 Oktober 2017   09:55 1758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump (http://reverbpress.com)

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump adalah seseorang yang bisa dibilang menjadi media darling. Berita tentang Trump sangat menarik perhatian banyak orang dan bisa meningkatkan rating sebuah mediia.

Donald Trump yang sangat suka menyampaikan pemikirannya melalui Twitter seringkali menyebut sebuah berita adalah palsu. Terutama untuk berita yang tidak disukai olehnya atau jika merasa sebuah berita tidak cukup banyak menyebutkan jasa Trump.

Sebagai contoh pada saat bencana Hurricane melanda Puerto Rico, Trump mencuit di Twitter,

https://twitter.com/realDonaldTrump/status/914465475777695744
https://twitter.com/realDonaldTrump/status/914465475777695744
 Jika diterjemahkan secara bebas "Kami sudah melakukan hal yang sangat luar biasa di Puerto Rico di tengah situasi yang sangat sulit. Walaupun banyak berita palsu dan berita yang bernuansa politik".

Cuitan ini menanggapi berita bahwa operasi pertolongan di Puerto Rico masih kacau.

Data per 19 Oktober 2017 (http://www.politifact.com)
Data per 19 Oktober 2017 (http://www.politifact.com)
Sejak awal 2017, Donald Trump sudah menggunakan kata berita palsu sebanyak 153 kali. Hampir semuanya berkaitan dengan berita yang mengkritisi Donald Trump.

Kata "Fake News" sebanyak 23 kali ditujukan kepada CNN (mungkin stasiun berita yang paling tidak disukai Donald Trump), 19 kali kepada NBC, 12 kali kepada New York Times dan 8 kali kepada Washington Post. Hanya satu stasiun berita yang tidak pernah dikatakan menghasilkan berita palsu yaitu Fox News.

Profesor Etika Media Washington and Lee Universitymengatakan kepada Politifact.com bahwa "Jika Presiden Trump tidak percaya dengan apa yang dikatakan dalam suatu berita maka dia percaya bahwa ini palsu. Karena tidak sesuai dengan realitas yang dipercayai oleh Trump"

Di sisi lain menurut Politico.com banyak hal yang dikatakan Trump adalah tidak benar bahkan boleh dibilang pembohongan. Seperti Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak memajaki rakyatnya atau deklarasi bahwa Donald Trump paling banyak menandatangani paling banyak undang-undang di masa awal menjadi presiden dibandingkan dengan para pendahulunya.

Kesemua ini menurut saya menunjukkan preferensi Donald Trump bahwa jika sebuah berita menggambarkan hal yang buruk tentang pemerintahan dia maka itu adalah palsu.

Suatu hal yang sangat menarik adalah bahwa sebuah ulasan di News.Vice.com  mengatakan bahwa staff Gedung Putih setiap harinya pagi dan sore menyiapkan sebuah laporan tentang berita positif tentang Trump untuk diberikan kepada sang Presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun