Artikel ini sebenarnya masih berkaitan dengan artikel saya sebelumnya yang membahas tentang ego. Sila dibaca di sini.
Dalam memimpin ada beberapa pemimpin yang berperan sebagai pemimpin serba bisa alias " One Man Show" . Semua keputusan harus diambil atau minimal dibuat dengan sepengatahuan sang pemimpin. Â Saya sendiri terkadang tidak habis pikir apakah tidak lelah jika semua hal harus dipikirkan sendiri. Namun di sisi lain banyak yang berhasil dengan metode kepemimpinan ini.
Pemimpin yang bertolak belakang dengan "One Man Show" adalah pemimpin yang mementingkan kerjasama tim. Sang pemimpin tipe ini akan mencoba mendelegasikan beberapa tanggung jawab dan pekerjaan kepada anggota tim. Tentu setelah penyamaan tujuan dan pandangan serta melihat kemampuan anggota tim.
Pada pemimpin "One Man Show", semua terpusat pada dirinya. Sehingga menurut pendapat saya cenderung menekan bawahan untuk dapat bekerja sesuai dengan keinginan sang pemimpin. Bisa jadi semua pekerjaan akan diteliti sampai detil (micro managing).
Pemimpin model tim, akan cenderung memberikan dorongan kepada bawahan supaya bisa mengambil tanggung jawab yang lebih. Dengan kata lain memberi kesempatan untuk bawahan agar bisa lebih maju sehingga tim akan semakin kuat dan produktif. Karena tingkat keberhasilan sebuah tim biasanya tergantung dari anggota yang paling lemah.
Beberapa orang akan lebih berkembang jika berada dalam tekanan dan sebaliknya beberapa orang akan berfungsi dengan lebih baik jika diberikan kebebasan (baca didorong).
Dua hal yang bertolak belakang.
Saya pribadi lebih suka memimpin dengan gaya kerjasama tim. Karena saya merasa bahwa tim bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik jika dibandingkan dengan individu. Kecuali mungkin pemimpinnya seseorang yang jenius dan kebetulan saya bukan orang yang jenius hanya rata-rata.
Tim akan saya dorong untuk dapat lebih berkembang kemampuannya. Dalam tim, Â hal yang paling penting menurut saya adalah keberanian untuk menyampaikan pendapat atau pandangan yang berbeda. Walaupun berbeda dengan atasan.
Manusia secara alamiah hanya mampu melihat ke depan dan ke samping. Coba Anda melihat ke belakang tanpa bantuan cermin atau membalikan badan. Apakah bisa?
Belakang kita hanya akan terlihat dengan menggunakan cermin atau dengan menggunakan bantuan orang lain. Pada saat kita membutuhkan bantuan orang lain untuk melihat belakang kita, indahnya memiliki tim yang solid dan berkemampuan tinggi akan lebih terasa.
Tim yang bisa memberikan pandangan yang berbeda dan mengingatkan jikalau memang kita berbuat kesalahan.
Tetapi tekanan juga diperlukan untuk memastikan bahwa target individu anggota tim bisa tercapai.
Mendorong anggota tim untuk bisa vokal dan berkembang disertai tekanan yang cukup. Saya pikir bisa memungkinkan bagi kita dan tim untuk mencapai hasil yang terbaik.
Salam
Hanya Sekadar Berpikir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H