Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Menulis, Aku Membaca, dan Kami Berdiskusi

3 September 2017   09:15 Diperbarui: 4 September 2017   07:24 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (https://neilpatel.com)

Untuk mengatasi masalah, terutama masalah yang sensitif sehingga sulit untuk dibicarakan dengan orang lain. Seringkali Saya berdiskusi dengan Aku, artinya saya berdiskusi dengan diri sendiri. Lebih lengkapnya sila baca di sini.

Terkadang memang sulit untuk bisa berdiskusi dengan Aku, karena Saya dan Aku berada dalam suatu tempat yang sama. Di dalam otak yang kita miliki. Membayangkan sebuah permasalahan dan mencoba melihatnya dari dua sisi yang berbeda tidaklah mudah.

Akhirnya Saya memutuskan untuk menulis.

Menulis akan lebih memudahkan Aku untuk dapat melihat pemikiran Saya. Tulisan yang dibuat belum tentu menjadi sebuah artikel. Bisa juga yang lainnya,

Catatan masalah atau check list, dengan mengulang pencatatan check list masalah atau tugas yang sedang dihadapi setiap hari.  Memancing Aku untuk berpikir ulang, apakah memang hanya itu check listnya? Berhubungan dengan apa permasalahan ini? Adakah tugas yang terlupa? Dan lainnya.

Diary, ini yang belum pernah Saya lakukan. Sehingga saya belum bisa memastikan apakah akan efektif untuk bisa dijadikan sarana diskusi Saya dan Aku. Namun dari membaca beberapa artikel dan diskusi dengan adik saya, saya pikir ini bisa menjadi sebuah sarana yang baik.

Diary biasanya dijadikan alat untuk mencurahkan isi hati, beberapa artikel mengungkapkan bahwa dalam terapi, Psikolog terkadang meminta klien untuk membuat diary. Curahan hati yang ditulis seharusnya jujur, karena toh yang baca hanya diri sendiri. Sehingga Aku bisa membaca curahan hati Saya dan mencoba melihat suatu masalah dengan lebih objektif.

Artikel, ini yang Aku bilang paling efektif. Karena dalam menulis sebuah artikel, Saya harus benar-benar memikirkan masalahnya sehingga bisa ditulis sehingga pembaca mampu memahami pemikiran yang dicurahkan dengan mudah. Aku juga seharusnya dengan mudah bisa memahami masalah yang dihadapi.

Membaca ulang sebuah artikel yang lama, membuat Aku lebih mampu melihat sesuatu dari luar kotak sehingga lebih mudah untuk melihatnya dari berbagai sisi. Ketika Saya sedang menulis, emosi biasanya tercurah dan Aku bisa membacanya tanpa emosi, lebih objektif.

Jikalau Saya tidak ingin permasalahan yang dihadapi diketahui oleh orang lain. Maka Saya tidak akan mempublish artikelnya, sehingga Aku bisa membacanya dalam privat. Apakah ini diary?

Saya menulis, Aku membaca dan Kami berdiskusi

Salam

Hanya Sebuah renungan di pagi hari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun