Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bagaimana ISIS Memanfaatkan dan Melawan Telegram

17 Juli 2017   09:40 Diperbarui: 19 Juli 2017   06:40 2247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (http://www.stopfake.org)

Telegram juga digunakan oleh teroris di Indonesia. Dian Yulia Novi calon pengantin bom istana yang tertangkap sebelum melakukan aksinya, dalam wawancara dengan Tempo mengakui bahwa Bachrun Naim memerintahkan Dian untuk meledakkan bom pada hari Minggu sekitar jam 7 dalam percakapan menggunakan telegram. Dian mangaku mengobrol dengan Bachrun tidak lebih dari tiga kali menggunakan aplikasi Telegram. Nur Solihin, suami Dian menuturkan bahwa dia berkenalan dengan Bachrun di sebuah grup Telegram yang bernama Warkop. Dari perkenalan dan rasa kagum Solihin mengontak Bachrun secara pribadi dan sejak itu mulai diperintahkan untuk melakukan serangan teror.

Pemerintah Indonesia telah memblokir aplikasi Telegram per Jumat 14 Juli 2017. Akibat pemblokiran ini CEO Telegram Pavel Durov baru merespon upaya komunikasi pemerintah Indonesia ke Telegram yang sudah dilakukan sejak tahun 2016. Setelah sebelumnya tidak mengakui adanya komunikasi pemerintah Indonesia kepada Telegram dan mengatakan pemblokiran ini aneh.

Durov mengatakan telah memblokir semua channel yang dilaporkan oleh Kemenkominfo. Durov akan membuat jalur komunikasi khusus dengan pemerintah Indonesia agar bisa bekerja lebih efisien untuk mengidentifikasi dan memblokir propaganda terorisme serta membentuk tim moderator khusus yang paham bahasa dan budaya Indonesia agar laporan tentang konten yang berbau teroris bisa diproses lebih cepat dan akurat.

---

Referensi: Wikipedia, BBC.com, Tempo.co, Reuters, Kompas.com.

---

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun