Pergilah sekeluarga ke FoodCourt, Eat & Eat. Istri Anda menukarkan uang Rp 100rb di kasir. Kasir memberikan kartu yang isinya senilai Rp 100rb. Masuklah Anda, beli makanan dan minuman. Kenyang.
Dalam konteks Food Court, Uang Rupiah Anda saat top-up di kasir disebut Crypto Coin. Dan kartu Eat & Eat yang Anda gunakan untuk membeli makanan disebut Token.
Token sejatinya ada 2 kategori. Yg fungible & non-fungible.
Fungible artinya bisa saling tukar seperti uang fiat. Non-fungible, tidak bisa.
( Uang fiat itu istilah uang kita sehari2 seperti Rupiah, Dollar, Peso dll )
Membership Gym Anda itu Non-Fungible Token, Kartu Eat & Eat juga Non-Fungible. Chips Timezone Anda lagi - lagi juga Non-Fungible.
Nah, dalam versi cryptonya token yg "tidak bisa saling tukar a.k.a Non Fungible" itu disebut NFT. Ada Bored Apes NFT, Karafuru NFT dsb.
Tidak bisa saling tukar bukan berarti tidak bisa ditukar ya. Substansinya berbeda. Karena NFT bisa ditukar dengan uang fiat, dengan cara dibeli di NFT Marketplace.
Kalo yg Fungible,disebutnya Token aja. ASIX-nya Mas Anang contoh sebuah Token
( fungible ). ASIX dibuat menggunakan Blockchain-nya Binance. Binance Smart Chain.
Beliau membuat ekosistem yg berisi game, marketplace dsb. Alat bayar didalam ekosistem-nya ? ya Token ASIX itu.
Sebenarnya, NFT - NFT yg ada  & ASIX-nya mas Anang, sama2 Token. Â
Bedanya, yg satu Fungible, yg satu enggak. Itu aja.