Mohon tunggu...
ronaldi noor
ronaldi noor Mohon Tunggu... -

Menulis dengan hati adalah wisata hati. Membaca dengan jiwa adalah perjalanan tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apneu on Ramadhan (Keajaiban Cinta Ayah dan Anak)

5 Agustus 2011   11:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya,dok".

Telpon diputus.

Sekitar 20 menit, kami terus meresusitasi dengan hasil tetap tidak ada denyut jantung, usaha nafas tida ada dan saturasi sama sekali tidak terbaca. Sampai-sampai kami akan memutuskan vonis menninggal.

Sampai keajaiban itupun datang.

TIba-tiba sosok sang ayah masuk dengan tergesa-gesa ke ruang bayi dan mendekati kami. Dan apa yang terjadi?? Tiba-tiba jantung sang bayi berdetak, dan saya dapat melihat dengan sangat jelas di dinding dadanya yang tipis itu. Saya pun kemudian memastikan dengan stetoskop. Allahuakbar.!!! Allah Maha Besar. Saya benar-benar mendengar detak indah itu. Untuk meyakinkan, senior saya pun mendengarkan, dan pendengaran kami tidak salah. Jantung yang 20 menit tidak berdetak itu, benar-benar kembali berdenyut!! Suatu yang sangat mustahil dalam dunia kedokteran yang selama ini kami geluti..

Kami akhirnya meneruskan resusitasi. Tak lama kemudian saturasinya mulai terbaca, bahkan sampai 95%. Subhanallah.. kami terus memberikan bantuan nafas, sampai akhirya pijat jantung tak lagi dilakukan karena denyut jantung sudah bagus. Hanya ventilasi ttekanan positif alias mengambu yang dilakukan. Bergantian kami meresusitasi di malam itu. Dari jam 12 malam sampai jam 4 subuh. Di saat orang-orang menikmati tidurnya.

Menjelang sahur, ternyata kondisi bayi semakin memburuk. Sebuah perjuangan untuk kehidupan yang sungguh luar biasa.  Sampai akhirnya kami harus mengalah pada malaikat maut yang mungkin sudah dari tadi mengintai-intai sang bayi mungil itu. Kami pun merelakan kepergiannya.

Selamat jalan, Nak. Surga sudah menantimu di malam kudus itu..

Dengan ujung mata saya melirik. Sang ayahpun tak sanggup menahan air mata.

Saya sesaat tercenung. Betapa kuatnya hubungan batin seorang anak dengan seorang ayah. 1 menit saja jantung berhenti berdetak, rasanya kematianlah yang akan segera menghampiri. Itu yang kami pelajari selama ini. Tapi bayi luar biasa ini? Lebih 20 menit jantung nya berhenti, namun ketika sang ayah mendekat dia kembali berdenyut.. Seakan dia rindu pada sang ayah, seakan mau bercakap dan berpesan pada sang ayah bahwa dia mau hidup.

Logika medis apa yang bisa menjelaskan semua ini? Ilmu pengetahuan manusia mana yang sanggup menjelaskan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun