Kota Blitar atau yang bisa disebut Kota Patria merupakan salah satu kota terkecil di Provinsi Jawa Timur. Walaupun pemerintah kota, tidak menjadikan mekanisme kehidupan masyarakat seperti di kota besar lain. Secara nyata bisa dibilang Kota Blitar bukanlah kota kecil, namun juga buan kota besar. Secara geografis, wilayah Kota Blitar dibagi dalam tiga wilayah kecamatan, yaitu Sananwetan, Kepanjenkidul, dan Sukorejo. Kota Blitar terletak di sebelah selatan Provinsi Jawa Timur dan kota ini wilayahnya hanya berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar.
Kota ini sangat terkenal akan tokohnya yang terlahir disini, Sang Proklmator, Bung Karno. Dimana makamnya juga berada di Kota Blitar. Banyak pelancong atau masyarakat dari kota-kota lain yang berkunjung ke Makam Bung Karno. Ini menjadi salah satu tempat yang bisa dibilang membantu perekonomian, karena banyak warga sekitar yang mendirikan UMKM sebagai sarana penghasilan.
Berbicara tentang ekonomi, dimana Pemerintah Kota Blitar sedikit demi sedikit mampu memulihkan keadaan perekonomian Kota Blitar setelah terjadinya penurunan angka ekonomi karena terdampak pandemi Covid-19. Sektor-sektor ekonomi Kota Blitar terkena imbas yang cukup signifikan.Â
Pasca pandemi, Pemerintah Kota Blitar mengupayakan segala cara untuk memulihkan beberapa sektor perekonomian di wilayah Kota Blitar.
Kota Blitar memiliki beberapa sektor pendorong ekonomi daerah. Seperti Sektor Pertanian yaitu penghasil tebu, cabai, dan padi. Â Sektor Perkebunan yaitu perkebunan cokelat , teh , dan kopi. Sektor Industri yaitu Industri Tekstil (Batik Khas Blitar), Industri Manufaktur (Pabrik Gula). Sektor pariwisata yaitu Kebun Cokelat dan Makam Bung Karno. Sektor Peternakan yaitu ayam petelur. Serta sektor perdagangan.
Dilihat dari segi geografis Kota Blitar, sektor yang berpotensi cukup besar terhadap Produk Domestiak Regional Bruto (PDRB) Kota Blitar adalah pertanian. Sektor agraria juga merupakan sallah satu penyumbang PDB kota terbesar, yaitu berkisar 47,9% pada tahun 2011. Hasil produk pertanian di Kota Blitar tergolong dalam kategori cukup bagus. Karena tanah di Kota Blitar terkenal subur karena selalu terkena lahar dari Gunung Kelud. Banyak juga masyarakat di wilayah ini yang bermata pencaharian sebagai petani, sehingga bidang pertanian merupakan pendorong perekonomian paling utama di Kota Blitar. Di sektor pertanian banyak menghasilkan sayur dan juga buah, namun paling banyak menghasilkan sayuran seperti cabai, beras, dan tebu.
Meski begitu, terdapat beberapa rintangan dalam sektor agraria di Kota Blitar seperti penyusutan lahan pertanian yang dinilai sudah tidak produktif dan tandus. Namun sektor agraria di Kota Blitar tetap menjadi sektor yang mengalami surplus di saat sektor lain mengalami jumlah impor yang lebih besar daripada jumlah ekspornya.
Meskipun sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang berpotensi di Kota Blitar, namun sektor perdagangan dan reparasi kendaraan masih mendominasi dalam pertumbuhan ekonomi Kota Blitar. Wilayah ini memiliki beberapa sektor perdagangan yang berpotensi, seperti distribusi produk bahan pokok dan produk agrikultur wilayah Kota Blitar.
Pasca pandemi, sektor perdagangan Kota Blitar mengalami perkembangan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Blitar telah menjalankan upaya pemulihan ekonomi seperti pelatihan ekspor guna meningkatkan sektor perdagangan daerah.
Sektor pendorong ekonomi Kota Blitar juga ada dalam bentuk pariwisata ialah Kebun Cokelat. Kota Blitar terkenal sebagai penghasil cokelat terbesar di provinsi Jawa Timur. Selain sebagai komoditas, warga Kota Blitar menjadikan perkebunan cokelat sebagai tempat wisata keluarga, salah satunya adalah Kampung Cokelat yang berletak di Jl. Banteng Blorok No.18, Plosorejo, Kec. Kademangan, Kabupaten Blitar. Tempat ini menyediakan jajaran perkebunan cokelat yang rimbun dan berbuah lebat sehingga para wisatawan yang berkunjung kesana dapat mengetahui cokelat sebelum diolah. Para wisatawan juga dapat memetik buah cokelat langsung dari pohonnya. Hal ini juga bisa dijadikan tempat edukasi anak-anak agar mereka tahu bentuk cokelat yang belum diolah.
Pada sektor pariwisata di Kota Blitar mengalami penurunan selama dua tahun terakhir karena terkena imbas dari pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akan tetapi, Kota Blitar memiliki potensi wisata yang cukup luas baik dalam segi wisata alam maupun wisata sejarah yang mampu dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Pemerintah Kota Blitar juga telah menjalankan strategi untuk meningkatkan perekonomian di sektor pariwisata dengan meningkatkan sumber daya manusia.