Pada dasarnya, kewajiban orang tua murid dan guru di sekolah adalah sama, yaitu memastikan anak/murid mendapatkan pendidikan yang baik. Dibutuhkan kerja-sama yang dijalin dengan baik pula untuk kepentingan anak/murid.
Baik guru maupun orang-tua murid harus saling menghormati dan menghargai. Jika komunikasi antara orang-tua murid dan guru tidak dibangun dengan baik, akan timbul konflik yang dapat merugikan anak/murid.
Misalnya seorang ayah menciderai guru karena tidak terima anaknya dicubit. Sering terjadi juga kondisi dimana guru yang merasa ingin dihormati tapi tidak mampu menerima kritik atau keluhan dari orang-tua murid. Dampaknya, konsentrasi belajar anak/murid bisa terganggu. Pada kasus lain, bisa jadi guru menjadi sentimen terhadap murid sehingga ia melakukan diskriminasi belajar dan pemberian nilai terhadap murid.
Banyak kasus yang berujung pada penanganan aparat hukum akibat tidak adanya komunikasi yang baik.
Salah satu indikasi yang cukup berat bagi guru adalah jika orang-tua sepakat untuk melakukan demonstrasi atau menyatakan protes massal terhadap guru. Ini berarti komunikasi yang diharapkan tidak tercipta.
Sekolah harus memiliki program khusus untuk mempertemukan guru-guru dan orang-tua murid secara rutin. Pada proses ini dapat dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendekatkan guru dan orang-tua murid. Fungsinya adalah untuk menghilangkan rasa keraguan, rasa curiga, rasa sungkan dan sebagainya agar mereka dapat bekerja-sama memberikan pendidikan bagi anak/murid.
Pada prakteknya dalam keseharian, guru dan orang-tua murid harus aktif berkomunikasi satu sama lain. Bisa melalui alat komunikasi (handphone atau gadget) atau bisa juga bertemu langsung. Kegiatan ini dilakukan untuk:
- Mengontrol kegiatan anak/murid. Orang-tua menanyakan kondisi anaknya di sekolah. Guru menanyakan kondisi muridnya di rumah. Contoh manfaatnya adalah jika anak tidak ada di sekolah maupun di rumah, maka semua pihak dapat segera bertindak.
- Mengevaluasi kemajuan anak/murid. Contohnya jika anak mendapatkan nilai yang kurang, guru dan orang-tua harus membicarakan cara yang dibutuhkan untuk meningkatkan pencapaian anak/murid.
Guru harus bisa merangkul orang-tua murid agar turut berperan serta dalam proses pendidikan anaknya. Demikian halnya dengan orang-tua, orang-tua murid harus bisa memberikan guru masukan-masukan.
Membangun komunikasi antara orang-tua murid dan guru janganlah hanya menjadi wacana atau slogan semata. Komunikasi yang baik dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses pendidikan. Komunikasi yang baik dapat meningkatkan mutu penididikan dan kemajuan anak/murid.
Jika komunikasi antara guru dan orang-tua murid hanya berlangsung pasif, itu akan memperlambat proses pendidikan anak/murid karena tidak terjadi kontrol dari dua arah.
Manfaat lain yang didapatkan dari komunikasi yang baik antara orang-tua murid dan guru adalah anak akan memiliki dua pengayom yang dapat mencegah ia kehilangan arah. Jika anak/murid sedang bermasalah dengan yang satu, ada yang lain sebagai tempat mengadu.