Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Malaysia, Jangan Cari Gara-gara!

11 April 2019   07:20 Diperbarui: 11 April 2019   07:26 13395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by mkjr_ on Unsplash

Indonesia memiliki lebih dari 650 bahasa daerah (data: Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kemendikbud). Malaysia memiliki 118 bahasa daerah (data: Wikipedia).

Indonesia memiliki lebih dari 7.241 Warisan Budaya Tak Benda (Ditjen Kebudayaan Kemendikbud). Malaysia..?

Sedikitnya 9 warisan budaya tak benda Indonesia telah tercatat di UNESCO. Malaysia..?

Berdasarkan tingkat keberagaman etnis dan budaya (dengan metode analisis Fearon), Indonesia berada di peringkat #24 dengan indeks pembagian etnis 0,766 dan indeks keberagaman budaya 0,522. Sedangkan Malaysia berada di peringkat #59 dengan indeks pembagian etnis 0,596 dan indeks keberagaman budaya 0,564.

Artinya, keberagaman di Indonesia jauh lebih kaya ketimbang Malaysia.

Ajakan Berkompetisi Damai dan Bisnis Beretika

Melihat fakta bahwa berbagai peringkat Indonesia lebih unggul dari Malaysia, tidak semestinya Malaysia lantas mengajak berkonfrontasi melalui berbagai klaim seni budaya dan wilayah dengan Indonesia.

Masa iya, penempatan bendera Indonesia saja bisa terbalik? Masa iya lagu Rasa Sayange yang berbahasa Ambon (Maluku), dengan musik bernuansa Portugis berasal dari Melayu?

Indonesia pun tidak ingin sampai mengejek-ejek merendahkan Malaysia.

Sejarah berdirinya kedua negara sudah jelas. Jangan hanya karena dulu kita berbeda musuh pada masa kolonialisme, terpisah karena pengaruh kolonial, lantas kita beradu sampai sekarang. Kita orang Timur, tidak baik demikian.

Maka jauh lebih bermanfaat bagi kedua negara untuk menciptakan hubungan yang harmonis melalui perdagangan dan kerja sama bilateral di bidang lainnya. Hubungan baik ini jangan hanya dipandang melalui pertemuan kedua pemimpin negara, melainkan dipraktekkan di dalam kehidupan kita sebagai negara tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun