Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Karakter Budiman Tanuredjo untuk Debat Pilpres

14 Februari 2019   03:05 Diperbarui: 14 Februari 2019   05:04 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jika hanya membacakan pertanyaan yang tertera pada kartu lalu menjalankan stopwatch, ada banyak sekali kandidat untuk menjadi moderator Pilpres. Tapi untuk arena debat secara frontal, head-to-head, sulit menemukan sosok moderator yang paling tepat.

Beberapa waktu lalu saya memberikan usulan terbuka format Debat Pilpres dengan sistem simulasi di Kompasiana. Sepertinya sekarang saya sudah menemukan contoh karakter yang tepat untuk memoderasi debat Pilpres sistem simulasi.

Adalah Budiman Tanuredjo, seorang jurnalis senior yang sekarang bekerja untuk Kompas TV, yang saya yakini pas untuk dijadikan model moderator Debat Pilpres. Salah satu program TV yang dibawakan oleh Bpk. Budiman adalah program  Satu Meja di Kompas TV. Dari situlah saya mencoba mengamati beliau.

Usulan format Debat Pilpres 2019 dapat dilihat di sini.. 

Untuk menempatkan dua Capres secara head-to-head berdebat dengan 'frontal', ada catatan-catatan khusus untuk kriteria moderatornya. Penting sekali menentukan kriteria dan karakter seorang moderator mengingat materi-materi yang akan didebatkan adalah permasalahan satu bangsa. Juga mengingat Pilpres memiliki daya dukung yang kuat dari kedua belah pihak yang berdebat. Belum lagi pertimbangan ego dua Capres.

Kita bisa mengamati dan menilai Bpk. Budiman Tanuredjo melalui program Satu Meja di Kompas TV. Contohnya:


Dari satu episode di atas saja, kita mendapatkan pertunjukan moderasi yang sangat baik. Kita bisa belajar banyak dari gaya Bpk. Budiman memoderasi para narasumber. Setidaknya hal-hal berikut yang bisa kita petik:

  • Jika pernyataan narasumber tidak/kurang jelas, diperjelas dengan pertanyaan yang tepat.
  • Jika pernyataan narasumber keluar dari  topik, distop dengan tegas-santun untuk lalu di kembalikan ke topik. (jawaban politikus yang biasanya kemana-mana)
  • Dengan mahir dan tepat mempertegas pernyataan/pertanyaan narasumber untuk disampaikan kepada lawan bicara.
  • Memberikan kesempatan yang cukup (bukan lama tak berarti) kepada narasumber untuk berkata-kata, sampai jelas maksudnya (bukan sampai pembicara puas). Pengolahan waktu yang efektif (di luar timing untuk iklan).
  • Kalau ada yang memotong pembicaraaan sebelum pernyataan seseorang jelas, di cut dengan santun tapi tegas.
  • Menanyakan pertanyaan yang harus ditanyakan. 
  • Jika debat memanas, selama kondusif, dibiarkan saja berdebat. Jika sudah lebih panas sedikit, dibiarkan saja juga. Kalau sudah keterlaluan melanggar batas-batas, distop.
  • Tone bicaranya kalem tegas. Tidak berapi-api, sehingga tidak sampai menyinggung pihak-pihak.  Sehingga pertanyaan yang diajukan juga menjadi jelas. Konsentrasi tidak buyar, tetap fokus.
  • Memiliki wawasan yang mendetil mengenai apa yang sedang dibicarakan. Mampu menganalisa pembicaraan untuk membuat pertanyaan selanjutnya yang diperlukan.
  • Pertanyaan yang 'menyentil', yang nge-kick atau nakal-nakal cerdas sudah tidak perlu di-question =) ini diperlukan untuk menguji pernyataan narasumber.

Wibawa seorang jurnalis seperti yang dimilliki Bpk. Budiman Tanuredjo adalah gambaran karakter yang tepat untuk memoderasi Debat Pilpres dengan format Simulasi. Seimbang, tegas, santun, berwawasan luas, mampu menganalisa dengan sangat baik, tidak memaksakan pendapat/emosi pribadi, mengontrol  alur pembicaraan  dan situasi dengan baik.

Hal-hal moderasi semacam ini yang dibutuhkan dalam arena debat kepresidenan yang berkualitas tinggi.

Kita tahu tidak semua orang memiliki kemampuan komunikasi seperti ini. Tidak semua jurnalis mampu seperti ini. Karakter seorang Budiman Tanuredjo tidak hanya kita lihat di program Satu Meja. Pada wawancara-wawancara beliau terhadap tokoh-tokoh juga demikian adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun