Berita pagi ini sungguh menyayat hati. Tiga gereja di lokasi berbeda di Surabaya menjadi sasaran bom bunuh diri. Entah siapa pelakunya yang pasti bahwa dia bukan orang beragama atau dia beragama tetapi dia menafsir salah ajaran agamanya. Kami tidak takut teroris. Kami umat Katolik Indonesia sudah ditempa oleh sejarah, waktu, dan peristiwa yang panjang yang seringkali berdarah. Gereja kami pernah dibom: saat malam Natal, Paskah, juga ibadat Mingguan. Kami sekali lagi menegaskan: Kami Tidak Takut!
Kami Umat Katolik tak berniat membalas. Ini bukan karena kami kalah jumlah tetapi kami berpegang pada kasih. 'Jika pipi kananmu ditampar, berilah juga pipi kirimu'.Â
Iman kami tidak bergantung di pipi. Iman kami ada di hati kami. Kau bisa mengoyakkan tubuh kami, tidak hati kami. Iman kami sudah melampaui imanmu. Kau bisa menyusup diam-diam dan menyamar ke gereja kami, kami terima dengan senang hati. 'Rumahku adalah Rumah do'a'. Itu nukilan Kitab Suci Kami. Ketika dua kakimu sudah menjejak di pintu gereja kami, maka kau datang untuk berdoa.Â
Potongan-potongan tubuhmu yang tercecer di halaman gereja kami malah kami doakan: 'Tuhan ampunilah dia sebab dia tidak tahu apa yang dia perbuat'. Keren kan?Â
Kami tak mudah terpancing teman-teman semua. Meski kau hasut dengan berbagai info menyesatkan. Sudah cukup negeri ini berdarah karena agama. Sudah cukup negeri ini menggelar senjata menjagal sesama anak bangsa. Sudah cukup.Â
Kalian pikir, kami takut? Itu salah besar. Itu sama salahnya ketika kalian membom gereja kami dengan harapan meruntuhkan iman kami. Kami tidak takut. Kalian bukan orang beragama. Tidak ada satu agama pun yang menghalalkan darah sesamanya sebagai sesajian kepada Tuhan.Â
Tuhanku, Tuhanmu - Tuhan kita semua mengharapkan Cinta Kasih sebagai Persembahan terbaik. Sekali lagi kami tegaskan:
Kami Tidak Takut
#KamiIndonesia #KamiPancasila #KamiTidak Takut #LawanTerorisme #Pray4Surabaya #Pray4NKRI
Salam Hormat,
Pencinta Damai