Mohon tunggu...
Ronaldus Tarsan,S.Pd.
Ronaldus Tarsan,S.Pd. Mohon Tunggu... Wartawan -

The writer Ronaldus Tarsan,S.Pd was born on April, 15th 1991, Ngendeng, East Manggarai. He is the second child of Yohanes Ardi and Rofina Mila. He has four brothers. He entered in elementary school at SDI Wae Ruek in 1998 and finished in 2004, in the same year he continued his study at SMP St. Ludovikus Manggas in East Manggarai and finished 2007. After that, he continued his study at SMA Taman Siswa Makassar In 2007 and finished in 2010. In the same year he registered his name in school of Education of Ujung Pandang Foundation (YPUP) and he chose English Departement, he finished his study in August 2015. Organisation : Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jalan Benteng Jawa-Wae Naong Rusak Berat

12 Maret 2016   22:18 Diperbarui: 12 Maret 2016   22:47 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jembatan Bambu yang terletak di ruas jalan raya Benteng Jawa-Wae Naong -  Foto Ronald Tarsan"][/caption]Borong, Kompasiana-Kerusakan ruas jalan Benteng Jawa ibu kota Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur, Flores-NTT menuju Wae Naong perbatasan dengan Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai semakin parah.

Jika melintasi jalan tersebut menggunakan sepeda motor maupun mobil pasti badan pengendara maupun penumpang mengalami kesakitan.

Sebab, disetiap bahu jalan dan tikungan ada lubang-lubang besar baik di kiri maupun di kanan jalan itu.

Berdasarkan pantauan Kompasiana yang melakukan perjalanan menuju ke Ruteng melewati kecamatan Cibal Sabtu, (27/2/2016) siang, ada begitu banyak rintangan berpotensi kecelakan lalu lintas.

Para pengguna jalan yang baru pertama kali, terpaksa harus ekstra hati-hati. Sebab, jalan penuh tikungan tajam dan berlubang. Kondisi jalan juga sangat licin karena aspal dibahu jalan tersebut sudah rusak dan diperparah dengan intensitas hujan semakin tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, ada sebuah jembatan penyeberangan terbuat dari bambu hasil kerja keras tiga orang warga dekat lokasi tersebut yakni warga dari kampung Rawang, Desa Lamba Keli, Kecamatan Lamba-Leda, Matim.


Dari ketiga warga tersebut yaitu Kanisius Jehamu, Lasarus Kasam, dan Rio Ansil, mengaku prihatin dengan kondisi jalan yang tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah Manggarai Timur.

Mereka menilai Bupati Yosep Tote mengabaikan kepentingan umum warga Manggarai Timur yang ada di pesisir utara, yakni 3 kecamatan termasuk kecamatan Lamba-Leda karena tidak tersentuh dengan pembangunan Bupati Tote saat ia menjabat sebagai Bupati Manggarai Timur.

Jalan berstatus kabupaten tersebut dinilai tidak layak lagi. "Kami sebagai warga Manggarai Timur mengharapkan perhatian yang sama dari pemerintah" tuturnya ketika ditemui Kompasiana di lokasi tersebut, pada hari Sabtu, (27/2/2016).


Mereka berharap kepada pemerintah Manggarai Timur, untuk mengedepankan pembangunan yang berkeadilan tanpa primordialisme. Karena menurut mereka pembangunan selama ini hanya bermuara ke wilayah pantai selatan Manggarai Timur yakni ke kampung Yosep Tote sendiri. Tegas warga asal Rawang tersebut. (Ronald Tarsan/Kompasiana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun