Mohon tunggu...
Ronal Bili
Ronal Bili Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah bagian dari seniku

Indonesia membutuhkan tinta tinta yang menginspirasikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Januari Bulan Penantian

2 Januari 2021   20:59 Diperbarui: 18 November 2021   11:04 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mungkinkah pernah terjadi... 

Aku pernah menggilaimu dengan ribuan bahkan milyaran pasang mata di galaksi ini
Menjadikanmu matahari tempat rinduku berotasi
Hingga hanya namamu yang menggema di atas langit-langit doa
Membuat malaikat sibuk memunguti semogaku untuk dihadapkan pada Tuhan
Selepas perpisahan ini aku hanya sibuk meramu doa terbaik untukmu
Sebab rinduku telah kulucuti
Lalu kumakamkan diatas potret kenangan kita
Ia tidak lagi menemaniku
Aku enggan menjadi pendosa pada penantian yang ku nantikan
Hanya Tuhan yang mampu menjawab perihal penantianku
Suatu saat akan ada utusannya bersama waktu
Aku percaya...
waktu adalah kendaraan yang tak pernah bisa dihentikan
Mampu melukai namun juga mampu mengobati
Mampu mengukir namun juga mampu menghapus
Jika saat ini waktu menghampiri lalu menggoreskan luka
Aku hanya perlu menepi sejenak
Menunggu waktu kembali untuk mengampiri
Kemudian menghapus bekasnya
Mungkin aku bukanlah seseorang yang bermain-main  dengan penantian
Tapi aku tahu...
Untuk memenangkannya kita perlu bersabar
Meskipun selama prosesnya
Kita akan menemukan jalan-jalan yang berliku yang tidak sesuai dengan harapan
Namun itu adalah cara waktu untuk mengujiku
Memang seperti itu kan?
Jika ingin naik kelas harus ada ujian yang melelahkan
Ingin menjadi pintar harus banyak-banyak belajar
Ingin bisa berjalan harus banyak-banyak terjatuh
Untukmu seseorang yang pernah senada dalam satu janji
Akan ada waktunya aku akan berhenti mengilai
Dan tidak terlukai dalam luka
Jika waktu itu tiba
Jika namamu kutabiskan
Aku akan biasa-biasa saja

                  Bokong, 29 Desember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun