Mohon tunggu...
Rona Emilia
Rona Emilia Mohon Tunggu... Lainnya - siswi

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta Tenggelam, Kenapa Pengendalian Banjir Tak Lagi Ampuh?

2 Februari 2025   06:00 Diperbarui: 2 Februari 2025   07:05 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir Jakarta (Sumber: Achmad Nur H./https://achmadnurhidayat.id/2025/01/banjir-jakarta-awal-2025-salah-siapa-alam-atau-manusia-di-atasnya/)

Indonesia saat ini memasuki musim penghujan. Bencana seperti banjir kerap terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di Jakarta. Jakarta identik dengan banjir. Saat mencari kota yang sering mengalami banjir, Jakarta hampir selalu muncul yang pertama. Banjir di Jakarta menyebabkan aktivitas warga terganggu. Tidak hanya aktivitas warga yang terganggu, melainkan harta benda yang dimiliki warga pun ikut merugi. Sebenarnya banjir di Jakarta tidak selalu karena hujan yang deras, melainkan sistem penanganan banjir yang belum efektif. Infrastruktur drainase, sungai, hingga tata ruang kota tidak mampu lagi menampung dan mengalirkan air dengan baik.

Sistem drainase di Jakarta tidak optimal, karena sistem drainase di sana tertutupi oleh lumpur dan sampah. Kapasitasnya juga tidak cukup untuk menampung air yang banyak sehingga di saat musim hujan tiba air tidak mengalir dengan lancar dan menyebabkan genangan di beberapa titik. Kurangnya resapan air di sana juga bisa menyebabkan Jakarta mudah terkena banjir. Tempat yang pada awalnya untuk resapan air kini berubah menjadi permukiman dan bangunan beton. Apabila hal ini diteruskan, maka bisa menyebabkan air langsung mengalir ke permukiman dan mempercepat terjadinya banjir. Sungai di Jakarta seperti Ciliwung dan Pesanggrahan, mengalami penyempitan. Akibatnya daya tampung berkurang dan di saat hujan turun, air mudah meluap ke jalan dan permukiman. Jakarta tidak bisa mengatasi banjir sendiri karena aliran air juga berasal dari daerah hulu seperti Bogor dan Depok. Sayangnya, koordinasi antarwilayah masih kurang efektif, sehingga air terus mengalir deras ke Jakarta tanpa sistem pengendalian yang baik.

Lantas bagaimana solusi untuk masalah ini? Solusi pertama adalah mengembalikan fungsi resapan air. Pemerintah harus memperbanyak ruang terbuka hijau, waduk, dan taman kota yang dapat menyerap air hujan. Selain itu, regulasi perizinan pembangunan harus lebih ketat agar tidak semakin mengurangi daerah resapan air. Lalu untuk solusi kedua adalah memperbaiki sungai dan sistem drainase. Sungai yang mengalami pendangkalan harus dikeruk. Saluran drainase juga harus diperbesar dan dirawat secara berkala agar tetap berfungsi dengan baik. Solusi ketiga meningkatkan infrastruktur pengendalian banjir yang lebih modern, seperti waduk tambahan, pompa air berkapasitas besar, serta tanggul laut untuk mencegah banjir rob. Selanjutnya untuk solusi terakhir ialah meningkatkan koordinasi antarwilayah. Pengaturan bendungan dan daerah resapan hulu harus diperkuat agar tidak langsung mengalir ke Jakarta tanpa pengendalian.

Banjir di Jakarta bukan hanya akibat curah hujan yang tinggi, tetapi juga karena sistem pengendalian banjir yang belum efektif. Tanpa langkah konkret untuk mengatasi banjir ini, banjir akan terus berulang setiap tahun. Oleh karena itu, pemerintah harus segera mengambil solusi akan hal ini agar Jakarta tidak melekat lagi dengan yang namanya banjir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun