Mohon tunggu...
Romzy Putra
Romzy Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya suka sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-Nilai Tradisional di Sekolah Ditengah Arus Globalisasi

21 Agustus 2024   19:55 Diperbarui: 21 Agustus 2024   20:01 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seluruh dunia sudah mengalami arus globalisasi, dimana seluruh lapisan masyarakat baik dalam sektor pendidikan, ekonomi, budaya, dll mengalami pergeseran menjadi lebih modern. Tentu saja fenomena ini mempunyai dampak positif dan negatifnya masing masing,tidak terkecuali di sektor pendidikan. Tentu saja fenomena ini memiliki dampak positif dan juga negatif. Contoh dampak positif globalisasi di sektor pendidikan: 

1.Mudahnya akses internet dan informasi Di era globalisasi ini tentu saja berdampak pada kemajuan teknologi yang pesat yang memungkinkan untuk mengakses informasi dan internet dengan lebih cepat. Jika dulu untuk mengakses informasi kita perlu datang ke lokasi, sekarang kita bisa mengaksesnya secara online menggunakan handphone. Dan juga jika dulu untuk belajar harus menggunakan buku, sekarang kita bisa mengaksesnya dimana saja, salah satunya melalui google. 

2.Dapat memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran Selain untuk mengakses informasi, ternyata teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pembelajaran. Contohnya adalah dengan belajar menggunakan proyektor LCD, dengan LCD siswa dapat lebih terbantu untuk memahami pembelajaran karena dapat belajar secara visual dan tentunya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, pembelajaran yang dilakukan dapat lebih kreatif dan inovatif. Itu tadi adalah dampak positif dari globalisasi dalam sektor pendidikan, bukan berarti dengan semakin berkembang pesatnya teknologi tidak luput dari dampak negatif. 

Berikut adalah dampak negatif globalisasi dalam sektor pendidikan: 

1.Siswa semakin malas belajar Dengan perkembangan pesat sebuah teknologi memang sangat membantu siswa dalam pembelajaran, namun juga dapat membuat siswa malas belajar. Jika tidak terkontrol, para siswa akan lebih fokus untuk bermain dengan teknologi tersebut daripada belajar. Karena siswa cenderung lebih suka bermain daripada belajar. 

2.Menurunnya moral para siswa Dengan cepatnya akses informasi memungkinkan para siswa dapat melihat hal apapun di internet, baik hal positif maupun negatif. Para siswa dapat meniru hal negatif yang tersebar di internet tersebut dan melakukannya didunia nyata. Tentu saja agar risiko dampak negatif dapat berkurang, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah adalah menanamkan dan melakukan nilai nilai tradisional yang mengedepankan moral dan budi pekerti luhur. Banyak nilai nilai tradisional yang bisa diajarkan pihak sekolah kepada muridnya agar tidak terjerumus di tengah arus globalisasi yang semakin pesat. 

Diantaranya yaitu: 1.Salim kepada guru dan tegur sapa Ditengah arus globalisasi ini para guru dapat mengajari muridnya untuk salim kepada guru. Agar para murid dapat bertindak sopan kepada guru dan orang yang lebih tua. Selain itu, para murid juga harus dibiasakan untuk selalu tegur sapa saat bertemu atau berpapasan dengan orang agar para murid dapat belajar cara menghargai orang lain. 2.Gotong royong Gotong royong adalah kegiatan membersihkan lingkungan yang dilakukan secara bersama sama. Dengan dibiasakan untuk bergotong royong, para siswa akan terbiasa untuk bekerja bersama sama dan juga mereka akan terbiasa untuk saling membantu, saling menghargai, saling menghormati, dll. Para siswa juga akan memiliki rasa empati karena mereka akan terbiasa bekerja secara tim dan bukan secara individu. 3.Musyawarah saat pemilihan ketua kelas Sesuai dengan bunyi sila ke 4 yaitu "Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan" musyawarah adalah salah satu kegiatan positif yang dapat dilakukan siswa. Dengan sering melakukan musyawarah saat pemilihan ketua kelas, siswa dapat belajar untuk berdiskusi dan menghargai perbedaan pendapat saat bermusyawarah. 4.Memakai pakaian tradisional di Hari Kartini Hari Kartini adalah salah satu hari yang spesial di Indonesia, para siswa memakai baju adat dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Para siswa dapat mengenal dan mempelajari berbagai budaya dari daerah yang berbeda membuat mereka lebih mengenal dan menghargai keberagaman budaya bangsa. 5.Pelajaran Bahasa Daerah Pelajaran Bahasa Daerah dapat membuat siswa lebih mengenali bahasa khas daerahnya sendiri. Mereka tidak akan lupa dengan daerah sendiri karena di sekolah mereka diajari tentang bahasa daerah. Walaupun seluruh aspek sudah berkembang karena globalisasi, siswa tidak lupa dengan bahasa daerah sendiri. Itu tadi adalah seluruh nilai nilai dari saya agar para siswa dan kita juga tidak melupakan nilai nilai tradisional ditengah arus globalisasi ini. Kesimpulan yang bisa diambil adalah perkembangan teknologi memang dapat mempermudah akses apapun seperti informasi, internet, dll namun jika tidak dikontrol, teknologi itu justru akan menjadi bumerang untuk kita karena dapat menghilangkan nilai nilai dan kebiasaan kebiasaan tradisional dalam diri kita. 

Nama:Romzy Oka Ramdhani Putra 

Fakultas Ilmu Budaya 

Prodi:Ilmu Sejarah 

Universitas Airlangga 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun