Malam itu di Pinggir Pantai di sebuah Villa di Segara Penimbangan, Singaraja, Buleleng, Bali, Sang Pengusaha dan anggota dewan yang tadinya penakut dan dalam sekejap menjadi pemberani setelah ikut pelatihan hipnotisku berkata, “Romo, aku sudah sangat berani, semalam aku sudah datang ke kuburan, bahkan kukencingi kuburan itu, namun masih ada takutnya Romo, takut dilempar batu orang” hahahahahahahaa, begitu lah temanku dari Bali ini berkata dengan sangat percaya diri sambil melawak! Ini terjadi sekitar pertengahan tahun 2007 di Pulau Bali…
Betapa hebatnya dalam sekejap orang yang penakut menjadi pemberani, apakah kau mau juga?
Sebelum kulanjutkan, mungkin ada yang bertanya, memang setan ada?
Nah jika kau yang mempertanyakan hal itu, kau tak usah teruskan baca, kau sekarang lihat cermin, dan kau otomatis lihat setan di cerminmu itu… hahahahaha
Yang masih mau melanjutkan kutanya dulu ya?
Di dalam tradisi agama Islam, setan/jin dibaca-bacain ayat quran setannya takut dan kabur, kanapa?
Di dalam tradisi agama Kristen, roh-roh jahat, ditengking dalam nama Yesus, pergi dan kabur, kenapa?
Di dalam tradisi Buddha, tuh lihat film Kera Sakti, siluman pada takut dengan mantra-mantra Buddha, dan semua takut sama Buddha, hehheehhee
Di dalam tradisi Hindu, orang-orang kesurupan setan dibacain Gayatri Mantra, setannya kabur
Dan lain sebagainya, disetiap tradisi keyakinan, dan suku punya cara-cara yang berbeda, namun ya hasilnya sama saja, alias sami mawon (bahasa jawa)
Pertanyaannya; kenapa dengan cara yang berbeda-beda, nyebut tuhannya beda, mantranya doanya beda hasilnya sama?