Salah satu upaya meningkatkan daya saing mutu produk dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Tetapi banyak pelaku usaha bingung, berapa biaya yang dibutuhkan untuk sertifikasi SNI?
Tak jarang, pelaku usaha mengurusnya dengan menggunakan jasa konsultan bukan mengurus sendiri. Dikarenakan proses yang panjang, prosedur yang rumit, belum lagi pelayanan yang tidak sesuai.
Sebenernya mengurus SNI tidaklah rumit dan mahal seperti yang Anda bayangkan. Terlebih banyak program pemerintah yang membantu dan membina bagi pelaku usaha yang ingin menerapkan SNI seperti halnya Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Setiap tahunnya, BSN membuka pendaftaran bagi pelaku usaha khususnya UMKM dalam menerapkan SNI sukarela. Sedangkan untuk SNI wajib diserahkan kepada Kementerian/Lembaga yang mewajibkan atau bantuan dari pemerintah daerah setempat.
Bagi pelaku usaha yang ingin mensertifikasi SNI secara mandiri, datanglah ke Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang memiliki ruang lingkup sesuai dengan produknya dan telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Menyusun Perencanaan
Setelah mengetahui biaya sertifikasi SNI di LSPro, maka pelaku usaha harus menyusun perencanaan ketika ingin menerapkan SNI. Memproduksi sebuah produk tidak hanya masalah kualitas tetapi kuantitas.
Semakin banyak total produksi harian semakin murah cost yang dibagi dalam menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) ketika hendak proses sertifikasi SNI. Tidak sedikit pelaku usaha menyatakan biaya sertifikasi SNI itu mahal.
Tetapi kalau kita cermati dan menghitung lebih dalam lagi, biaya per satuan produk akan semakin ringan. Biaya ini dapat disesuaikan oleh perusahaan, apakah mengurangi margin pendapatan atau dibebankan kepada konsumen dengan menaikan harga penjualan.
Berikut ini gambaran biaya sertifikasi SNI biskuit.