Mohon tunggu...
Muhammad Romizan Khoir
Muhammad Romizan Khoir Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo

Mahasiswa Teknik Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi UIN Walisongo melalui Program Walisongo Eco Green Campus

6 November 2022   23:09 Diperbarui: 6 November 2022   23:11 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi UIN Walisongo melalui Program Walisongo Eco Green Campus

HIJAU KAMPUSKU MILENIAL JIWAKU
Lingkungan hidup merupakan bagian dari bumi yang mencakup mahluk hidup
seperti manusia, hewan dan tumbuhan dan benda lainnya seperti air, tanah udara
ataupun sumber energi yang ada di dalamnya dan menjadi satu. Lingkungan hidup
yang baik dapat tercipta bila terjadi keseimbangan antara mahluk hidup satu dengan
yang lainnya serta terhadap benda lain (air, tanah, udara dan sumber energi), namun
perkembangan teknologi yang pesat membantu manusia untuk menemukan inovasi
yang memudahkan mereka melakukan pekerjaan. Perkembangan inovasi ini tidak
diseimbangkan dengan akibat dari apa yang dihasilkan dari inovasi tersebut.
Pencemaran terhadap lingkungan hidup yang sejatinya berasal dari manusia
sendiri telah mencemari air, tanah dan udara sehingga fenomena ini kita kenal sebagai
fenomena pemanasan global (global warming). Isu pemanasan global sendiri muncul
pada tahun akhir 1980 dimana terjadi perubahan iklim akibat gas CO
(karbonmonoksida), NOx, CO2 (karbondioksida), CFC, N2O, CCl4, CH4 (metana) gas
-- gas ini dikenal dengan gas rumah kaca. Gas rumah kaca mampu menyerap panas
dari sinar matahari sehingga panas dari sinar akan tertahan di bumi dan menyebabkan
suhu bumi menjadi meningkat. Produksi gas rumah kaca dapat berasal dari gas buang
kendaraan bermotor, gas buang pabrik, pembakaran sampah, pemabakaran hutan,
pemabakaran lahan gambut. Besarnya produksi gas yang dihasilkan dari kegiatan
tersebut membuat banyaknya gas yang tertahan di atmosfer dan membuat suhu bumi
meningkat, meningkatnya suhu bumi ini mempengaruhi alam dengan mencairnya es
di kutub dan meningkatnya volume air laut, meningkatnya gas rumah kaca terutama
dalam industri dan kendaraan bermotor dapat menyebabkan polusi berupa asap racun,
selain itu produksi gas rumah kaca seperti SOx mampu memberikan dampak berupa
hujan asam.
Besarnya kontribusi gas rumah kaca terhadap meningkatnya suhu bumi bukan
masalah satu -- satunya pencemaran terhadap lingkungan. sampah merupakan
masalah klasik yang kurang mejadi perhatian di sebagian masyarakat. Produksi wadah makanan, alat elektronik, alat kosmetik, hingga pakaian yang kita kenakan
akan menjadi sampah saat kita sudah tidak memakainya lagi. Penyianyiaan terhadap
makanan pun masih tinggi yang membuat banyak makanan atau minuman yang di
buang. Peningkatan produksi sampah pun menjadi permasalah global karena
beberapa jenis sampah sulit untuk di urai terutama sampah plastik dan sampah
elektronik.
Pencegahan terhadap kerusakan lingkugan sudah mulai di lakukan beberapa
dekade terakhir ini. Berkembangnya isu pemanasan global (global warming) di
masyarakat mendorong masyarakat dunia untuk mulai merubah pola pikir terhadap
gaya hidup mereka. Gaya hidup untuk mengurangi kerusakan terhadap lingkungan.
Energi dan material yang ramah lingkungan membuat para peneliti berpikir lebih
keras agar menciptakan teknologi yang ramah dengan lingkungan, tidak hanya
peneliti yang berpikir keras agar teknologi yang digunakan manusia membuat
keseimbangan terhadap alam, masyarakat umum mulai belajar bagaimana
mengurangi kerusakan lingkungan dengan cara yang sederhana dan mudah disamping
para peneliti mengembangkan penemuan yang lebih "hijau".
Regulasi terhadap isu lingkungan pun diberlakukan oleh beberapa Negara
sebagai pembelajaran dan pembiasaan terhadap warga negaranya untuk lebih peduli
terhadap lingkungannya sebagai contoh mengurangi konsumsi kantong plastik
dengan membeli kantong plastic berbayar. Sistem ini memakasa kita (manusia) untuk
lebih bijak lagi memilih kantong belanja dengan harapan dapat mengurangi
penggunaan kantong plastik. Tidak hanya dalam bentuk regulasi, kampanye terhadap
kerusakan lingkungan juga sering digaungkan oleh sekumpulan orang yang peduli
terhadap lingkungan baik itu dalam lingkungan rumah tangga,sekolah, perkantoran
ataupun universitas.
Universitas merupakan tempat di mana mahasiswa dan kaum intelektual
berkumpul. Univeritas tempat di mana mahasiswa mampu menjadi pribadi yang
kreatif dengan minat dan kemampuan yang dia miliki. Universitas tempat yang tidakhanya sebagai tempat belajar namun riset dan juga mengabdi baik itu untuk
masyarakat sekitar ataupun Negara.
Universitas Islam Negeri Walisongo (UIN Walisongo) merupakan salah satu
Perguruan Tinggi Keagamaan Isalam (PTKIN) terbaik di Indonesia yang sudah
berdiri sejak 1970 dengan beberapa keunggulan yakni Universitas dengan peringkat
kedua nasional PTKIN yang diberikan oleh Badan Akreditasi Nasional -- Perguruan
Tinggi (BAN -- PT), UIN Walisongo memiliki keunggulan pada bidang lain seperti
pada bidang riset. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
adalah lembaga riset yang dimiliki UIN Walisongo. LPPM mampu menjadi pusat
studi sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.
Program Walisongo Eco Green Campus (WEGREEN) adalah kampus yang
memiliki komitmen tinggi dalam membangun budaya peningkatan efisiensi energi,
konservasi sumberdaya dan peningkatan kualitas lingkungan dengan mendidik untuk
menciptakan hidup sehat dan lingkungan belajar yang kondusif secara bekelanjutan.
Dengan tujuh aspek yang dikembangkan, yaitu Penataan & infrastruktur, Energi &
Iklim, Limbah, Air, Transportasi, Pendidikan dan Penelitian. Serta diharapkan
menjadi, Kampus Ramah Lingkungan, Kampus Bebas Asap Rokok, Kampus Hemat
Energi dan Kampus Zero Emosion..
Pembentukan suatu komunitas di kampus mampu memberikan edukasi nyata
kepada dosen, karyawan dan mahasiswa. Komunitas yang di bentuk dapat dalam
skala universitas ataupun fakultas bahkan jurusan. Komunitas lingkungan hidup yang
terbentuk nantinya mampu memberikan edukasi terhadap warga kampus dengan
melakukan road show memberikan seminar kecil dan melaksanakan kerja nyata untuk
mengurangi dampak lingkungan yang tidak hanya di lakukan saat itu saja namun
secara berkelanjutan. Pembuatan vertikal garden dapat di terapkan, tidak pembuatan
vertikal garden secara umumnya, 'siapa yang menanam dia yang bertanggung jawab'
sistem ini akan membuat mahasiswa bertanggung jawab dengan apa yang dia tanam
baik atau buruknya vertical garden yang dibuat semua akan di publikasikan lewat media sosial komunitas yang ada dengan begitu mahasiswa akan merasa bangga saat
yang ia tanam berhasil dan malu jika apa yang di tanam tidak dapat dia rawat dengan
baik. Pedestrian di kampus pun dapat menjadi kampanye yang berkelanjutan, tidak
hanya sekedar di buat track lari saja tapi di gunakan untuk mahasiswa berjalan kaki.
Besarnya pengendara kendaraan bermotor di lingkungan kampus UIN Walisongo
membuat pejalan kaki ataupun pengguna sepeda sangat kecil jumlahnya. Penerapan
one day without motorcycle, dimana seorang atau sekumpulan orang meninggalkan
kendaraan bermotor mereka untuk pergi ke kampus dan memposting foto mereka di
media sosial kemudian menantang teman mereka untuk melakukan kegiatan yang
sama yaitu meniggalkan kendaraan bermotor mereka dan berajalan kaki atau
bersepeda ke kampus. Komunitas yang di bentuk tidak hanya melakukan kampanye
di atas, komunitas lingkungan hidup yang terbentuk dapat bekerjasama dengan pihak
universitas sebagai contoh pengadaan tempat sampah yang tidak hanya 2 macam
tetapi 3 yaitu sampah plastik, sampah botol (plastik) dan sampah organik (makanan,
batang dan dedaunan). Pemilahan ini berkonsep pada visi Kementrian lingkungan
hidup menuju Indonesia bebas sampah 2020. Sampah plastik sejatinya dapat di
kirimkan ke ibu aminah seorang wirausahawan yang memanfaatkan sampah plastik.
Sampah botol (plastik) dapat di loakkan, dan sampah organik akan di olah oleh
mahasiswa UIN Walisongo sendiri untuk dijadikan pupuk. Hal sederhana yang sulit
untuk sebagian orang menerapkannya, ide ini tidak dapat terlaksana jika tidak ada
keseriusan dari masyarakat kampus (dosen, karyawan dan mahasiswa) maka dari itu
pemebentukan komunitas lingkungan di kampus sangat penting sebagai pengingat
masyarakat kampus untuk mengurangi kerusakan lingkungan tidak hanya dukungan
insfratruktur yang ramah lingkungan juga pembentukan karakter manusia yang peduli terharap Lingkungan hidup

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun