Untuk sektor akuakultur, kelompok kekerangan menjadi organisme yang paling rentan terhadap proses pengasaman air laut dikarenakan ketergantungan yang kuat terhadap kalsium karbonat (CaCO3) untuk pembentukan cangkang. Selain kelompok kekerangan, kelompok ikan bersirip juga terkena dampak yang cukup signifikan dari pengasaman air laut. Morfologi organ otolith (organ untuk keseimbangan), laju pertumbuhan, dan laju konsumsi oksigen ikan dapat mengalami gangguan pada kondisi lingkungan yang lebih asam.Â
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pengasaman air laut ini adalah dengan melakukan monitoring rutin harian untuk deteksi dini atau dengan melakukan pemetaan untuk menentukan site-specific buffering. Pada budidaya kekerangan, penempatan cangkang di sekitar lokasi budidaya dapat membantu menyangga pH air dan meningkatkan ketersediaan karbonat di dalam air, selective breeding hingga kepada penyediaan pakan dengan kualitas baik juga dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari pengasaman air laut.
Penambahan phytase,enzim untuk meningkatkan daya cerna karbohidrat dan juga suplementasi methionine, lysinedan taurine dalam formulasi pakan sudah diaplikasikan dan terbukti mampu memberikan laju pertumbuhan yang tidak jauh berbeda dengan penggunaan tepung ikan. Hasil-hasil riset ini selayaknya dapat dipergunakan selain untuk mendukung peningkatan potensi produksi perikanan lestari serta untuk mengurangi biaya produksi budidaya hingga pada akhirnya produk yang dihasilkan dari kegiatan akuakultur menjadi lebih ekonomis.
Selain perubahan iklim, berbagai pencemaran lingkungan, baik oleh industri hingga kepada menumpuknya limbah plastik di kawasan pantai menjadi ancaman tersendiri bagi keberlanjutan produksi perikanan budidaya. Perhatian kepada limbah plastik yang dapat dikonsumsi oleh organisme filter feeder dan akhirnya terdeposit dalam tubuh manusia bahkan menjadi isu penting yang dibahas dalam pertemuan OUR OCEAN dimaksud yang juga dihadiri oleh puluhan pemimpin negara termasuk Indonesia melalui Kementerian kelautan dan Perikanan. Saat ini, aksi nyata untuk menyelamatkan kesehatan lingkungan sangat diperlukan, termasuk dengan tidak menggunakan lahan bakau untuk kegiatan budidaya, penerapan biosekuriti yang optimal hingga kepada aplikasi manajemen lingkungan melalui skema Cara Budidaya Ikan yang Baik. Melalui penerapan sistem manajemen yang baik, diharapkan industri akuakultur dapat mengantisipasi berbagai dampak yang telah dan akan ditimbulkan oleh perubahan iklim**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H