Oleh: Ririn Rodiah
Dennis Coon dalam bukunya yang berjudul Introduction to Psychology:Exploration and Aplication
Menjelaskan bahwa karakter adalah sebuah penilaian subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berhubungan dengan atribut kepribadian yang menjadi poin indikator diterima atau tidaknya kepribadian
tersebut di masyarakat. Karakter secara bahasa dipahami sebagai perilaku, sikap, sifat dasar, kepribadian atau
tingkah laku, kebiasaan yang berpola yang selalu dilakukan. Pendidikan karakter juga adalah upaya menyiapkan kekayaan batin
peserta didik yang memiliki dimensi agama yang baik, sosial, budaya, yang bisa diwujudkan dalam bentuk budi pekerti,
baik dalam perbuatan, perkataan, pikiran, perbuatan, sikap, perasaan, dan kepribadian.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), prinsip penanaman pendidikan karakter ini berkelanjutan,
artinya penanaman karakter harus diawali sejak anak baru lahir hingga akhir hayatnya, tanpa ada kata stop
dalam penanamannya, dan selalu mengamalkan karakter dalam kegiatan pembelajaran dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilainya.
Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter di Era Globalisasi
Pendidikan karakter menjadi isu hangat belakangan ini bahkan menjadi perhatian serius bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Dengan hal ini, mulai dari lembaga pendidikan tingkat dasar hingga pendidikan tinggi serentak harus mulai berusaha mewujudkan pendidikan karakter di lingkup pendidikan masing-masing.
Meski pendidikan karakter ini telah menjadi bidang ilmu yang dikaji sejak lama oleh para filsuf, namun saat ini menjadi hal yang mendesak karena beberapa hal yang dianggap menjadi pemicu perwujudan pendidikan karakter diantaranya yaitu dampak dari globalisasi dan perkembangan IPTEK dalam menciptakan masyarakat yang modern, di antara dampaknya yang secara nyata dapat terlihat adalah:
1) Semakin banyaknya tindakan serta perilaku negatif yang bertentangan dengan moral serta tidak menggambarkan identitas bangsa Indonesia yang berbudaya sopan dan santun. Contohnya perang antar suku, etnis serta golongan agama tertentu.
2) Banyaknya dijumpai tindakan melawan hukum seperti kolusi, korupsi dan nepotisme yang seperti
menjadi kebiasaan dari kehidupan pemerintahan Indonesia.
3) Banyak perilaku generasi muda yang sering terlibat dalam aksi atau tawuran kekerasan lainnya dalam
menyelesaikan suatu masalah.
4) Hilangnya tenggang rasa dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan di bandingkan kepentingan bersama.