Mohon tunggu...
Romi Adriwandi
Romi Adriwandi Mohon Tunggu... -

Agiah Taruih

Selanjutnya

Tutup

Humor

Uang Rokok "Agiah Taruih"

29 April 2012   07:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:58 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335855746219257351

[caption id="attachment_178471" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi"][/caption]

Syahdan, di sebuah "Negeri Antah Berantah" amat tersohor, namun paradoks; tanahnya amat subur lagi makmur tapi masyarakatnya banyak yang melarat. Pengabdi masyarakat hidup dengan penghasilan terbatas. Prajurit pembela Negeri-pun katanya dibayar dengan rendah. Alhasil, para prajurit berusaha mencari penghasilan tambahan dengan mengorbankan profesionalisme. Salah satu kelompok yang menjadi bulan-bulanan Sang Prajurit diidentifikasi dengan istilah distribusi "A" (A Kwok, A Lung, A Chai, A Tseng, dan banyak "A" lainnya.

Suatu hari, Sang Prajurit berkunjung ke sebuah toko di daerah Pecinan, sebut saja toko milik A Tseng;

Prajurit : "Koh, gimana jualan hari ini, rame ga?" (Mengawali pembicaraan dengan basa basi)

A Tseng : "Haiyyaa, lumayan, Pak. Owe hali ini dapak untung besa ha" (Dengan logat Glodok yang kental)

Prajurit : "Saya mau minta bantuan nih, Koh!"

A Tseng : "Haiyya, Owe bisa bantu apa?" (Sudah mulai harap-harap cemas)

Prajurit : "Saya minta uang rokok"

A Tseng : "Haiyya, gimana kalo Owe kasih lokok saja?" (lokok = rokok)

Prajurit : "Mentahnya aja, Koh, soalnya buat bagi-bagi di kantor" (Mentahnya = uang)

A Tseng : "Okeh okeh, nih!" (Sembari menyodorkan uang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun