Mohon tunggu...
Rumi Alfianor
Rumi Alfianor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Instagram: @abu_umarsyafiq

"Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." - Pram

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ust. Chusnul Aqib, M.Pd: Menjemput Syurga yang Dijanjikan Allah SWT dengan Iman dan Istiqomah

26 Januari 2024   14:49 Diperbarui: 26 Januari 2024   15:24 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ust. Chusnul Aqib, M.Pd. ketika menyampaikan khutbah Jumat. Sumber: Kanal Youtube Al-Jihad TV

Dalam khutbah Jumat yang disampaikan oleh Ust. Chusnul Aqib, M.Pd. di Mesjid Al-Jihad Banjarmasin, Jumat (26/01/24), salah satu hadits yang diangkat dalam penyampaian khutbahnya tersebut yakni, dari Sufyan bin 'Abdillah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu." Beliau bersabda, "Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah." (HR. Muslim)

Melalui hadits tersebut, Uts. Chusnul Aqib, M.Pd. mengatakan bahwa untuk menjadi bernilai di sisi Allah SWT, yaitu ketika seseorang beriman kepada-Nya, kemudian ia bisa istiqomah dengan keimanannya tersebut. Inilah, lanjut beliau, barang yang paling bernilai bagi seorang manusia. Ketika seseorang tersebut beriman kepada Allah SWT, maka ia sudah memiliki kunci untuk memasuki syurga-Nya Allah SWT. Sebab, lanjut beliau, tanpa iman manusia tidak akan dimasukkan ke dalam syurga.

"Kemudian, yang perlu kita uraikan juga kata-kata istiqomah. Kata Nabi, engkau akan mulia jikala engkau mengucapkan 'Amantubillah Tsummastaqim'. Ketika kita sudah mengatakan aku beriman kepada Allah, kemudian ia istiqomah kepada keimanannya. Maka, tugas kita setelah mengatakan beriman kepada Allah, adalah istiqomah dengan keimanan kita," ujar Uts. Chusnul Aqib, M.Pd.

Lebih lanjut, kata beliau, Allah SWT mengingatkan, "Wa laa tamuutunna illa wa antum muslimunm" (Q.S. Ali 'Imran:102) yang artinya: "Janganlah kamu meninggal, kecuali dalam keadaan muslim." Dari potongan ayat tersebut, mengisyaratkan, ungkap beliau, kita harus istiqomah dengan keimanan kita sampai akhir hayat.

Para ulama mendefinisikan bahwa iman yang sempurna itu ialah iman yang memenuhi tiga unsur di dalamnya. Pertama, iman dibernarkan di dalam hati; kedua, diikrarkan melalui lisan kita, dan; ketiga dibuktikan dengan amal perbuatannya. Ini, kata beliau, memberikan pelajaran kepada kita orang yang istiqomah dengan keimanannya ialah orang yang senantiasa     terjaga hatinya agar tetap bersih, tidak bercampur dengan kesyirikan dan tidak bercampur dengan penyakit-penyakit hati.

Selain hati yang bersih dan tidak tercampur dengan kesyirikan, beliau juga menerangkan haruslah kita istiqomah agar lisan kita gunakan untuk menyampaikan kebenaran dan yang memberi kebermanfaatan. Maka, lanjut beliau, ketika sudah bisa menjaga hati dan lisan, maka terakhir, hendaknya amal perbuatan kita selaras dengan ajaran-ajaran islam.

Allah SWT, lanjut beliau, berkata dalam Surah Fussilat ayat 30, yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, 'Tuhan kami adalah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu,"

"Hadiri sidang jumah yang dimuliakan oleh Allah SWT, di tengah kehidupan yang seperti ini, godaan iman itu sangat kuat. Maka perlu kita senantiasa menjaga agar iman kita tetap istiqomah lurus, tidak belok ke kanan, tidak belok ke kiri, sehingga kita akan mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Allah SWT, menjalani kehidupan tidak dengan rasa takut, tidak dengan kesedihan, bahkan mendapatkan kabar gembira akan diberikan syurga-Nya Allah SWT," pungkas beliau menutup khutbah pertamanya pada rangkaian salat jumat kali ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun