Tahun 2014 lalu, Jerman kembali dinobatkan sebagai negara yang paling efisien dalam penggunaan energi di dunia. Sebagaimana diberitakan oleh redaksi hijau.com, pemeringkatan oleh American Council for an Energi-Efficient Economy (ACEEE) Â ini juga menempatkan Italia, Uni Eropa, China dan Perancis dalam peringkat atas efisiensi energi global.
Di tanah air gerakan hemat energi baru dilakukan sebatas meluncurkan peraturan yang sampai saat ini hanya menjadi macan kertas belaka.  Pelaksanaan  dari peraturan ini baru menjadi mitos belaka dan belum menjadi etos sebagai bagian dari gerakan membangun negeri.
Menurut data ASEAN Centre for Energy (ACE), Indonesia merupakan negara terboros di Asia Tenggara dalam hal penggunaan energi listrik. Indeks elastisitas energi Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,63, lebih tinggi dibandingkan Thailand dan Singapura yang masing-masing mencapai 1,4 dan 1,1.
Bahkan indeks elastisitas energi negara-negara maju berkisar antara 0,1 hingga 0,6. Indeks elastisitas adalah perbandingan laju pertumbuhan konsumsi energi dibanding laju pertumbuhan ekonomi.
Indonesia saat ini boleh dikatakan sedang dalam keadaan darurat energi. Bahkan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyiratkan keprihatinannya terhadap dunia ketahanan energi nasional. Gara-gara kurangnya cadangan ketahanan energi.
Jika Indonesia perang, paling hanya bertahan 3 hari, mengapa? Lantaran Indonesia tidak memiliki ketahanan energi yang cukup baik. Cadangan BBM kita jauh dibawah negara-negara tetangga! Indonesia hanya punya cadangan BBM untuk 17 hari. Â Bandingkan dengan Malaysia yang punya 30 hari, Jepang dan Korea 50 hari, Singapura 50 hari.
Spritualitas Hemat Energi
Gawat darurat energi ini tentu harus disikapi dengan langkah nyata. Gerakan hemat listrik bisa menjadi prioritas utama tanpa mengabaikan energi lain. Mengapa hemat listrik ? Karena untuk membangitkan tenaga listrik PLN membutuhkan 7,2 juta kiloliter pada Tahun 2014.
Selain itu, fakta bahwa kebanyakan pembangkit listrik di Indonesia memakai bahan bakar fosil menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan berpotensi menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbondioksida di Indonesia bahkan di kawasan Asia Pasifik.
World Resources Institute (WRI) dalam analisisnya menempatkan Indonesia pada peringkat ke-21 penghasil emisi karbondioksida tertinggi di dunia tahun 2000. Emisi karbondioksida Indonesia yang dihasilkan sektor energi saja mencapai 1,2% emisi karbondioksida dunia keseluruhan (78 juta ton CO2). Â Jadi, menghemat listrik artinya juga menghemat BBM Â sekaligus mengurangi kadar emisi karbondioksida.
Membangun spiritualitas hemat energi  adalah sebuah upaya untuk membumikan hemat energi di hari sanubari rakyat dan aparatur pemerintah. Butuh dorongan dari hati nurani yang paling dalam agar manusia Indonesia bergerak untuk melakukan praktik hemat energi tanpa merasa dipaksa oleh siapa pun. Hemat energi yang lahir karena kesadaran bukan keterpaksaan.