Mohon tunggu...
Romi Febriyanto Saputro
Romi Febriyanto Saputro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Ahli Madya Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen

Bekerja di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen sebagai Pustakawan Ahli Madya. Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2008. Email : romifebri@gmail.com. Blog : www.romifebri.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sugiyem, Hellen Keller dari Perpustakaan Desa Mlale

8 Maret 2018   07:57 Diperbarui: 9 Maret 2018   00:48 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Helen Adams Keller adalah bocah perempuan yang Buta, Tuli dan Bisu. Namun kemudian ia tumbuh menjadi Penulis, Aktivis Politik, Dosen, Advokat bagi disabilitas, dan pembicara yang suaranya didengar dunia. Helen dilahirkan di Tuscumbia, Alabama, Amerika Serikat, pada 27 Juni 1880.

Di Desa Mlale Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen, ada juga sosok seperti Hellen Keller. Dia adalah Sugiyem, yang dilahirkan dari keluarga petani sederhana pada tanggal 17 September 1977. Suguyem lahir dalam keadaan normal. Ujian datang ketika pertumbuhan Sugiyem mengalami hambatan. Tinggi Hellen Keller dari Desa Mlale ini hanya 110 cm dengan berat sekitar 35 kg.

"Sedikit berbeda dengan Hellen Keller, meskipun difabel, Sugiyem masih bisa mendengar, melihat, berbicara, dan beraktivitas seperti orang normal. Ketika menempuh pendidikan di SD Negeri Mlale 1 dan SMP N 1 Tangen, Sugiyem termasuk siswa berprestasi sering meraih rangking 1 di kelasnya. 

Hanya keterbatasan ekonomi orang tua yang memaksa langkah belajarnya berhenti hanya lulus SMP, "ujar Paryono, Kepala  Perpustakaan Desa Mlale.

Masa kecil  Sugiyem dilalui dengan penuh kegembiraan. Meskipun difabel, teman-teman di desa tidak pernah mempermasalahkan. Inilah keunggulan budaya adiluhung dari "Wong Ndeso". 

Jika Sugiyem lahir di kota metropolitan tentu akan menghadapi perundungan dari teman-temannya seperti yang menimpa anak-anak difabel masa kini.

"Alhamdulillah, masa kecil saya diwarnai dengan tawa riuh teman-teman yang selalu mengajak saya bermain di sawah, hutan jati, dan lapangan penggembalaan". 

"Semasa kecil saya biasa menggembala kambing bersama teman-teman. Meskipun penampilan saya tidak seperti mereka, meraka tidak pernah membeda-bedakan saya. Inilah yang membuat api semangat dalam hati saya tidak pernah padam,"tutur Sugiyem.

Sebagaimana Hellen Keller, Sugiyem memiliki jiwa yang pantang menyerah. Seperti diberitakan oleh situs https://banongautama.wordpress.com/2015/09/21/cerita-helen-keller, pendidikan formal Helen memang hanya sampai gelar BA. Namun selama hidupnya Helen selalu belajar secara informal mengenai hal-hal yang penting bagi masyarakat modern. Dengan pengetahuannya yang luas serta banyaknya pencapaian di bidang pendidikan, ia mendapatkan anugerah gelar DOKTOR KEHORMATAN dari Temple University dan Harvard University serta Glasgow University di Skotlandia.

Demikian pula dengan Sugiyem yang pendidikan formalnya hanya SMP, namun dia memiliki semangat pantang menyerah untuk selalu belajar dan belajar. Bersama Yayasan Pembina Penyandang Cacat (YPPC) Sragen, Sugiyem belajar menjahit, sablon, beternak lele dan burung parkit. Tidak hanya teoritis, semua pelatihan yang pernah diterima, hampir semua ia praktikkan.

"Sejak kecil saya tidak suka berdiam diri. Saya selalu ingin bergerak mencari ilmu. Sugiyem pernah beternak lele selama dua kali panen. Panen pertama gagal dan panen kedua berhasil. Beternak burung parkit pernah saya lakukan selama satu tahun. Namun, Tuhan belum mengijinkan itu semua berjodoh dengan saya, "ujar Sugiyem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun