Mohon tunggu...
Romi Febriyanto Saputro
Romi Febriyanto Saputro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Ahli Madya Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen

Bekerja di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen sebagai Pustakawan Ahli Madya. Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2008. Email : romifebri@gmail.com. Blog : www.romifebri.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mutiara Baca Dari Bibir Kedungombo

16 Desember 2014   04:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14186550112080863618

[caption id="attachment_382852" align="aligncenter" width="300" caption="Ternyata rakyat suka membaca !"][/caption]

Tua-tua keladi, makin tua makin jadi suka membaca. Itulah yang terjadi pada Ibu Darsi Kartini dari Desa Gilirejobaru, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Beliau bukanlah orang hebat, tetapi apa yang beliau lakukan adalah sesuatu yang hebat. Ibu yang berusia lebih dari setengah abad ini mempunyai kebiasaan yang cukup hebat yaitu suka membaca buku di Perpustakaan Desa Gilirejo Baru.

Setiap hari beliau selalu menyempatkan waktu untuk membaca buku di perpustakaan desa. Buku-buku tentang kesehatan, masakan, dan agama menjadi kesukaan beliau. Dari kesukaan membaca buku-buku tentang pijat bayi, beliau mendapatkan manfaat berupa pengetahuan tentang dunia pijat bayi. Kini, Ibu Darsi sudah mahir memijat bayi.

Desa ini berada di tapal batas utara Kabupaten Sragen berbatasan langsung dengan Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolai. Gilirejo Baru merupakan desa terpencil yang lahir karena proyek Waduk Kedung Ombo yang memisahkannya dengan desa asal, Gilirejo Lama. Hal inilah yang menyebabkan Desa Gilirejo Baru susah untuk diakses masyarakat luar.  Jalan di desa ini sendiri  sebenarnya sudah bagus, hanya saja jalan masuk ke desa ini yang kurang baik.

Kisah Ibu Darsi ini sekali lagi membuktikkan bahwa rakyat kita sebenarnya suka membaca. Tinggal bagaimana kesungguhan pemerintah untuk menghantarkan buku kepada rakyatnya. Bagaimana pendapat Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun