Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjumpaan Anjing Dengan Celeng di Hutan Klampis

30 November 2023   12:31 Diperbarui: 30 November 2023   12:35 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat menggunakan ideogram.ai

"Lumayan lama", desis anjing. "Semakin parah?"

"Begitulah". Hujan belum  menampakkan tanda-tanda usai. Malah sepertinya akan berlangsung lama. Guntur dan kilat membelah langit, menciptakan pekak hingga menggetarkan gendang telinga.

"Bagaimana kondisimu?". Celeng bertanya sambil menggoyang-goyangkan kepala.

"Berkat Semesta". Anjing menjilati tubuh. Percikan air bertempelan menumpuk gelung. Bulu-bulunya sudah menutupi luka.

"Hingga akhirnya, Semesta menjawab keresahan kami", lanjut celeng.

Hujan mengguyur berhari-hari dikawasan hutan barat daya-yang sekarang berubah jadi areal pertambangan. Daya tekan air hujan mengoyak areal tambang.  Genangan-genangan kecil secara sporadis terbentuk, otomatis menghentikan kegiatan mereka. Orang-orang jadi blingsatan.

"Kalau begini terus, kita bisa tekor"
"Sudah dari kemarin, kenapa juga tidak berhenti". Mereka hanya bisa nongkrong, kongkow ngalur ngidul tanpa ujung.

"Nekat kenapa?", Saran seseorang diantara mereka.

"Apa otakmu gagal menyimpan peristiwa terdahulu? Rekan kita terkubur mati didalam lubang? Suasana persis kaya' begini". Diam menggelayut, semua diringkus pusaran pikir masing-masing. "Lebih baik tunggu sampai hujan reda. Kerja model kita ibarat judi. Kadang untung kadang rugi. Tetap gunakan pikiran waras".

Dhuar! Krek..krek...gleger.."

"Suara apa itu?". Mereka terkesiap. Hanya beberapa detik usai suara tersebut timbul, getaran sangat kuat meruyak. Badan limbung bak dipukul-pukul hingga terjerembab. Barang-barang  berjatuhan, bedeng-bedeng terseret, dilumat tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun