Hutan barat daya menjadi bising oleh bunyi-bunyian. Para penambang bekerja kesetanan menguras tenaga mempertontonkan kebodohan. Kawanan celeng masih berharap manusia-manusia perusak minggat dari rangkaian jejeran perbukitan itu. Harapan tinggallah harapan, para penambang kian jumawa.
Mereka membawa banyak tabung logam yang dirangkai sedemikian rupa hingga berputar-putar mirip gasing. Leleran tanah bercampur air menggerojok mengalir dibuang ke batang sungai.
"Kami kehilangan sanak saudara. Para celeng banyak yang mati akibat minum air  sungai. Entah apa, kami bingung. Gesture para penambang menyiratkan peringatan tanda bahaya.... ".
"Jangan mengambil air dijalur pengolahan. Lihat! Celeng-celeng mati membusuk setelah minum air sungai ini". Teriakan pedas menerobos bedeng-bedeng penghuni tambang. "Merkuri dan sianida yang kita gunakan  mencabik organ tubuh mereka. Ambil air lebih keatas. Disana belum tercemar"
Waktu berjalan dengan rutinitas matahari terbit dan tenggelam, para satwa makin tersiksa oleh kelakuan penambang. Pelahan, hutan menuju  kehancuran. Padahal hutan merupakan gudang makanan bagi siapapun, juga penjaga iklim. Para satwa bertahan disisi lain yang belum digerogoti. Tapi kerakusan manusia kadung meronta. Gerusan-gerusan tambah kedalam merusak tanaman-tanaman yang menjadi rantai kehidupan.
"Kenapa celeng-celeng itu masih keluyuran disini? Apa sudah bosan hidup?"
"Tetap bekerja. Biarkan binatang itu berkeliaran. Yang penting jangan lengah! Jika membahayakan bunuh saja"
Akibat air sungai tercemar, satwa kebingungan. Mereka menuju hulu yang belum terkontaminasi.
"Sialan! Semua binatang beramai-ramai  menyatroni sumber air kita". Para penambang resah. Mereka kuatir kalau berpapasan akan terjadi penyerangan. Kelelahan akibat kerja memaksa mereka menghemat tenaga. Makanya sebisa mungkin menghindari agar jangan sampai bersirobok. Bukankah mereka punya senjata? Dimana kecongkakan yang selama ini dipertontonkan?
"Kondisi begitu sudah berapa lama?", Tanya anjing.
"Yah, kurang lebih empat puluh purnacandra", jawab celeng.