Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjumpaan Anjing Dengan Celeng di Hutan Klampis

30 November 2023   12:31 Diperbarui: 30 November 2023   12:35 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat menggunakan ideogram.ai

Hutan barat daya menjadi bising oleh bunyi-bunyian. Para penambang bekerja kesetanan menguras tenaga mempertontonkan kebodohan. Kawanan celeng masih berharap manusia-manusia perusak minggat dari rangkaian jejeran perbukitan itu. Harapan tinggallah harapan, para penambang kian jumawa.

Mereka membawa banyak tabung logam yang dirangkai sedemikian rupa hingga berputar-putar mirip gasing. Leleran tanah bercampur air menggerojok mengalir dibuang ke batang sungai.

"Kami kehilangan sanak saudara. Para celeng banyak yang mati akibat minum air  sungai. Entah apa, kami bingung. Gesture para penambang menyiratkan peringatan tanda bahaya.... ".

"Jangan mengambil air dijalur pengolahan. Lihat! Celeng-celeng mati membusuk setelah minum air sungai ini". Teriakan pedas menerobos bedeng-bedeng penghuni tambang. "Merkuri dan sianida yang kita gunakan  mencabik organ tubuh mereka. Ambil air lebih keatas. Disana belum tercemar"

Waktu berjalan dengan rutinitas matahari terbit dan tenggelam, para satwa makin tersiksa oleh kelakuan penambang. Pelahan, hutan menuju  kehancuran. Padahal hutan merupakan gudang makanan bagi siapapun, juga penjaga iklim. Para satwa bertahan disisi lain yang belum digerogoti. Tapi kerakusan manusia kadung meronta. Gerusan-gerusan tambah kedalam merusak tanaman-tanaman yang menjadi rantai kehidupan.

"Kenapa celeng-celeng itu masih keluyuran disini? Apa sudah bosan hidup?"

"Tetap bekerja. Biarkan binatang itu berkeliaran. Yang penting jangan lengah! Jika membahayakan bunuh saja"

Akibat air sungai tercemar, satwa kebingungan. Mereka menuju hulu yang belum terkontaminasi.

"Sialan! Semua binatang beramai-ramai  menyatroni sumber air kita". Para penambang resah. Mereka kuatir kalau berpapasan akan terjadi penyerangan. Kelelahan akibat kerja memaksa mereka menghemat tenaga. Makanya sebisa mungkin menghindari agar jangan sampai bersirobok. Bukankah mereka punya senjata? Dimana kecongkakan yang selama ini dipertontonkan?

"Kondisi begitu sudah berapa lama?", Tanya anjing.

"Yah, kurang lebih empat puluh purnacandra", jawab celeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun