Bendera kertas merah penanda kematian berkelebat lemah diujung jalan kampung. Mengabarkan rintihan tangis, duka lara sanak kadang. Angin meniup ala kadarnya sebagai ungkapan turut belasungkawa. Kerumunan menyemut menggumpal berbungkus kemarahan.
"Siapa yang meninggal?"
"Mbah Reyu"
"Sakit?"
"Tidak", jawab seseorang, "Semuanya gara-gara Pencit. Jantungan"
"Bedhes kecil itu memang harus dikasih pelajaran!", seru yang lain.
"Laporkan saja ke polisi", saran Karmidi.
"Sudah. Bahkan inisiatif sendiri-sendiri. Cuma sayangnya laporan kita ke polsek dianggap angin lalu", ujar satu suara mengemuka. "Kok begitu ya?",
"Saya juga pernah melaporkan, hanya dijawab, Nanti akan kita tindak lanjuti. Untuk sementara kami catat. Tunggu saja. Kita sudah tunggu, tapi realisasinya zonk"
***