Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Gelap

24 Februari 2022   17:14 Diperbarui: 24 Februari 2022   17:38 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar gratis dari Picsart

Seperti dipeluk raksasa hutan. Tubuh kecilmu kian terpendam diantara cahaya kemurkaan. Kaki mungil menapak legam tanah rimba.
Banyak yang sudah kau lewati di bulatnya tanah kehidupan. Senantiasa didera derita coba, bukan berarti layu untuk melangkah.

Kamu membisu, padahal tidak bisu
Mulutmu penuh benalu hingga kau takut bicara
Tanah rimba ujian pertama bagi penampilanmu
Tanah rimba menyuruhmu untuk bergegas
Tapi kau terjungkal-jungkal
Terjerembab bersama suara-suara hinaan

Salah siapa? Tak usahlah menuduh
Mengasuhmu tanpa ilmu? Ketika percaya intan berlian tak bisa digigit jaman
Bom waktu akhirnya berbisik, "Sstt...sekarang dia dibanting. Kenyamanan telah dicabut dari hidupnya"
Semua tertawa dengan pantat merahnya
Semua mencibir bersama gigi hitamnya

Berjalan diantara hiruk pikuk kehidupan yang berputar tajam
Usia menggerogoti pelan sesak kekejaman
Sangat disayangkan, hatimu tertelikung puja tama
Teman-temanmu sekarang hanya bisa melihat, sampai dimana kekuatan mentalmu?
Legam tanah rimba telah usai
Cerita itu telah ditutup
Episode baru cepatlah kau tulis
Sebelum ajal mengikis
Percayalah, masih ada kesempatan kedua, ketiga, keempat....
Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang

Merangkaklah dalam kesunyian dan taburi keheningan dengan sujud tangismu 

Bukankah Dia telah berfirman, Dimanapun makhluk-Ku berada, bahkan dilubang semutpun. RahmatKu akan Ku tebar, cahaya suci akan Ku sorotkan

Solo, 14 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun