Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Museum Radya Pustaka, Berkerudung Sunyi di Tengah Hiruk Pikuk Kota

1 Agustus 2018   19:53 Diperbarui: 2 Agustus 2018   14:07 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kalian tahu pemegang rekor Museum Tertua di Indonesia? Yap! benar, Museum Radya Pustaka. Rekor tersebut sampai sekarang belum pernah terpatahkan, dan saya rasa tidak akan pernah (hal yang mustahal-hil yang mustahil).  Usianya sekarang 128 tahun!  Destinasi ini pernah menjadi kebanggaan kota Solo. 

Bahkan ikon terpuncak ketika masa awal pembukaan, hingga tahun tahun setelahnya (hanya redup ketika jepang menginvasi republik ini serta masa class I dan Class II).

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Berduyun-duyun orang mengunjungi demi menangkis pertanyaan, "Opo kowe wis menyang Radya Pustaka? Kapan?" (Apa kamu pernah ke Radya Pustaka? Kapan?)

Ketika seragam putih merah masih kami kenakan, tiap sekolah dipastikan punya agenda mengunjungi museum Radya Pustaka. Seperti sebuah virus atau kewajiban, kalau tidak berkunjung akan di "kutuk", paling minim dicibir. Oleh karena itu setiap sekolah akan menggiring muridnya mirip barisan bebek menuju sawah. Dibagi beberapa kloter bersenjata buku tulis dengan menggenggam pensil untuk mencatat apa yang di dalam sana, sebagai bagian dari tugas sekolah.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Pecahan-pecahan memori saya menyatu, kami berbaris rapi berjalan menuju obyek yang masuk kawasan Sriwedari. Dahulu, jalan kaki merupakan cara paling mudah jika ingin menuju tempat. Lalu lintas tidak seramai sekarang. Pemilik motor bisa dihitung dengan jari. Arus lalu lintas masih sepi. Becak dan sepeda onthel menjadi raja jalanan.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Bagaimana kondisi Radya Pustaka saat ini? Kalimat Itulah yang menjadi pijakan saya untuk menengok kembali "mbah buyut". 

Sehabis mengantarkan adik, stang motor aku arahkan ke kawasan Sriwedari. Dalam perjalanan, benak saya diganggu beberapa pertanyaan, apakah item yang dipajang masih seperti dulu? Ini sebenarnya pertanyaan bodoh. Sebab, saya tahu kasus yang menggegerkan publik Solo bahkan tanah air tentang pemalsuan artefak serta pencurian di Radya Pustaka menjadi awal raibnya beberapa koleksinya.

Sekitar tahun 2007 sorotan masyarakat tertuju pada kepala museum Radya Pustaka KRH Darmodipuro alias mbah Hadi bersama dua pegawainya yang dijadikan terdakwa dalam kasus kriminal di tempatnya bekerja. Aparat mencokok mereka. Sebuah kenyataan pahit. Bahkan adik Prabowo Subianto (Hashim Djojohadikusuma) sempat diperiksa polisi karena arca yang dicuri ditemukan di kediaman beliau.

Kasus tersebut kian menyengat, karena saksi ahli dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), Lambang Babar Purnomo diketemukan tewas mengenaskan di tepi jalan. Padahal tinggal 10 hari sidang akan digelar. Publik menilai kematiannya tidak wajar.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Melewati citywalk, halaman museum aku masuki. Dari sini saja aku sudah dibuat penasaran. Yang aku tangkap sebuah "sepi" yang merangas. Rumput di beberapa tempat kerontang tanpa asupan air. Maklumi saja, kemarau panjang lagi berkuasa. 

Motor aku parkirkan di bekas bangunan yang terbengkalai. Tukang parkirnya seorang tua yang duduk terkantuk-kantuk menunggu jejeran roda dua yang nanti akan berubah jadi lembaran 2 ribuan per unitnya.

Mas satpam mengarahkan aku untuk menulis di buku tamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun