Mohon tunggu...
Romastiur Nainggolan
Romastiur Nainggolan Mohon Tunggu... Administrasi - sederhanakan pikiran

samosir island

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berubah

23 Oktober 2013   08:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13824899671176810312

Andai masa kecil ku tak suka hitungan, andai SMA ku tak berjumpa dengan Bapak Sitorus guru matematika ku, mungkin sekarang ini tidak berkecimpung di dunia statistik ini. Berawal dari sebagian kecil latar belakang tersebut mengantarkan ku mengambil jurusan matematika murni. Banyak bertanya kenapa bukan keguruan saja, namun tekad hati ingin mempelajari ilmu matematikanya saja, tidak berniat menjadi seorang guru. Matematika menghantarkan ku berkecimpung di dunia keuangan dan administrasi yang jika ditelaah adalah dunia yang berbeda dengan ilmu matematika yang kupelajari, namun tidak mengecewakan, seperti terdampar di pulau tak pernah dijamah, berpetualang, berusaha bertahan hidup hingga menguasai pulau dan menamainya, itu sungguh manis dan ajaib. Walau akan meninggalkan pulau itu, membiarkan orang lain tinggal atau menetap disana. Namun akan dikenang sepanjang masa, yaitu kenangan indah kenangan manis.

Ini kusebut seperti panggilan jiwa, sejauh mana melangkah tetap harus kembali, kepada panggilan. Statistik, dunia angka dan percobaan ‘tepatnya kusebut semacam petualangan, petualangan pikiran’. Bersaing dengan 500 an peminat untuk menjadi bagian dari Badan Statistik, hal yang paling mustahil yang pernah kulakukan, hingga menjadi tujuh orang yang dikatakan dapat diterima. Bermodalkan kekuatan hati dan penyerahan total ‘nothing to lose’ akhirnya termasuk menjadi bagian dari yang 7 orang. Hal mustahil itu kini nyata, menjadi seorang Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), yang kalau di plesetkan adalah ‘Kepala Statistik Kecamatan’

Menjadi KSK ‘dipaksa’ menancapkan rambu rambu yang baru dan mencabut rambu rambu yang lama tanpa bersifat ‘tunggu dulu’. Perbandingan rambu rambu yang dimaksud adalah sebagai berikut.Dulunya naik speda motor paling lama 30 menit diperjalanan dan 1 jam PP, skarang 3-4 jam PP harus bisa. Dulu bertemu dan bertegur sapa dengan orang khususnya orang baru dikenal begitu susahnya, sekarang sudah harus bisa berbasa basi kalu istilah lapangan nya ‘jual kecap’. Dulu jam 6 disuruh kerja sudah pasang muka jeruk purut, sekarang kembali ke kantor jam 10 malam untuk absen (hand key) sudah hal biasa. Dulu yang ditenteng tas cantik bermerek sekarang yang dihadang adalah tas ransel denga ukuran yang selalu kurang besar. Dulu yang di otak atik adalah laptop, sekarang hari hari megang dokumen kuesioner. Dulu megang pena hanya untuk tanda tangan, sekarang hari hari menulis menggunakan pensil ‘serasa kembali masa sekolah belajar menulis yang benar’ . dulu perut mengenal nasi tiba jam makan siang, sekarang jam 8 belum masuk nasi ke perut sudah tak tertahankan laparnya. Dulu dengan sengaja keluar ruangan agar kena sinar matahari, sekarang menggunakan kaos tangan, kaos kaki, hand body sun block dan pelembab muka sun block. Dulu tidur jam 10 sudah terlalu larut, sekarang tidur jam 2 hajar bung, dulu semuanya harus ter setting serapi mungkin sekarang harus peka terhadap penyesuaian ‘flexible’….. to be continu.

Hingga sekarang sudah 8 bulan dan 10 hari menjadi seorang KSK, sampai huruf terakhir dalam tulisan ini diketik masih dalam mimpi yang belum berujung, belum terjaga.

it’s my life, it would be.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun