Saat menit pertama film ini diputar, para penonton langsung disajikan ketegangan perang yang terjadi di Kerajaan Camelot dengan polesan CGI (Computer Genereated Image)Â yang lembut.Â
King Arthur: Legend of sword, mengubah presepsi penonton tentang karakter Raja Arthur yang diceritakan pada versi originalnya. Arthur dalam film besutan Guy Ritchie ini, digambarkan sebagai rakyat jelata yang dibesarkan oleh seorang wanita penghibur yang mempunyai banyak masalah dalam lingkup sosialnya. Dengan menyajikan potongan-potongan video yang dipercepat ala Sherlock Holmes yang juga menjadi karya Guy Ritchie, penonton tetap dapat merasakan kerasnya kehidupan yang dijalani Arthur saat kecil. Kehiduapan Arthur yang keras tersebut nampaknya dijadikan Ritchie sebagai senjata utama untuk membangun karakter Arthur yang lebih luwes ketika beranjak dewasa.
Film ini bukan hanya menekankan pada kehidupan Arthur semata, tetapi juga menjelaskan sejarah lahir-nya pedang Legendari Excalibur seperti yang tersirat dalam judulnya "Legend of Sword". Keseruan alur cerita sangat terasa, saat Arthur mulai  beranjak dewasa dan secara tidak sengaja berhasil menarik Pedang Legendaris  Excalibur yang tertanam bongkahan batu dan disaksikan seorang prajurit Camelot yang juga diperankan oleh David Beckham. Kejadian tersebut ternyata memberikan beban pribadi kepada Arthur karena secara terus menerus mendapat penglihatan saat kedua orangtuanya dibunuh. Sampai pada akhirnya Arthur harus mempelajari secara khusus cara menggunakan kekuatan pedang tersebut untuk melawan musuh-musuhnya.
Peran penyihir wanita di dalam film tersebut juga menjadi daya tarik sendiri, karena seringkali menggunakan hewan untuk menyerang lawan. Efek visual dari serangan-serangan hewan tersebut lebih banyak mengedapankan rasionalitas daripada yang ditemukan pada film-film fiksi fantasy lainnya.
Film ini cocok dinikmati usia 13 tahun ke dengan pengawasan orangtua, karena masih terdapat beberapa adegan perang didalamnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H