Beruntung Nick sempat minta nomor hp Luki. Kalo ngga, gimana dia mau cari Luki yang gnga jelas bentuk dan rupanya di antara banyak orang di Gramedia.
"Aku pake t-shirt putih dan celana jeans coklat, aku di lantai 2, Nick, di bagian novel," jelas Luki di telfon.
Nick naik ke lantai 2. Dan gnga susah nyari bagian novel, karna Nick sering banget ke bagian itu (buat numpang baca novel baru..ck ck, Nick..)
Bener aja. Ada sosok cowok dengan ciri-ciri itu di sana. Dan omG! Sungguh, Nick kaget banget. Cowok itu, tepatnya cowok keren itu.. Itu kan..
Meski udah hampir 7 tahun yang lalu, tapi Nick ngga bakalan lupa. Kerennya, gantengnya, bentuk badannya, ngga jauh beda. Nick ngga percaya sama matanya sendiri. Tapi cowok itu emang dia, yang pernah Nick cintai setengah mati. Dia kakak kelas Nick waktu SMA. Nick pernah sangat mencintai dia, tapi dia sama sekali ngga pernah tau itu.
Tapi kakak kelas Nick itu namanya bukan Luki. Namanya Teo. Atau cowok itu cuma mirip?
Luki tersenyum, menghampiri Nick yang masih bengong di tempat. Dan sumpah, senyumnya juga masih sekeren dulu.
"Tambah cantik kamu, Nick. Aslinya lebih wow dari yang di fb," gombal Luki tiba-tiba.
Nick bingung dan bingung dan bingung. Nick ngga percaya sama takdirnya yang berbaik hati mempertemukan kembali dia dengan cintanya di masa lalu. Cowok itu memang Teo. Luki cuma namanya di fb. Tapi Teo kan katanya lulus SMA nglanjutin ke Seminari*? Itu juga yang bikin Nick tambah patah hati waktu itu. Kenapa sekarang ada di sini? Jangan-jangan yang bersama Nick itu Frater Teo, atau lebih parahnya, Pastor Teo?
Tapi hari itu mereka memang menghabiskan waktu bersama. Ngga kaku, ngga grogi, karna Luki pinter mencairkan suasana.
Sabtu pagi lagi. Nick duduk di sana lagi. Juga di depan komputer dengan halaman beranda facebooknya. Nick kembali inget cerita Luki: