Siang yang panas.Lelah menyergap jiwa. Matahari belum akan berlalu. Sinarnya masih saja mengintip semua celah, termasuk celah ruang kerjaku.
Akupun masih saja mengintip kenangan yang tersimpan rapih di dalam computer kerjaku. Satu-satu foto kenangan kutatap. Ada kerinduan setiap kali kulihat senyum di wajah gadis manis dan cantik yang pernah singgah di hatiku. Tapi kerinduan itu hanya sekilas, tertutup kepiluan yang menyergap.
Cepat-cepat kluhat foto yang lain sambil berharap pilu segera berlalu. Lanny, Yola, Ranti, Mila, Santi. Mereka semua gadis cantik, pintar dan hebat, namun mengapa tidak ada yang bisa menggetarkan hati ini?
Ah! Kubuang pandangan ke arah sinar matahari yang masuk celah ruangan dan berharap dapat menarik energi untuk menguraikan pilu yang telah menumpuk di dalam hati ini.
Mungkin ini hanya soal hatiku saja. Mereka semua gadis hebat yang pernah aku kenal. Bisa jadi kepiluan masa lalulah yang telah membuat hatiku tak bisa bergetar lagi.
Kurenungi lagi. Tidak juga! Ini soal keinginanku untuk mempersunting gadis yang berkarakter. Alangkah bahagianya bila bisa menemukan pasangan hidup yang bisa menulis. Hidupku punpenuh dengan dunia tulis menulis.
Matahari sepertinya sudah mulai bersahabat. Ada baiknya aku segera pergi melangkah ke kedai kopi. di dalam sebuah toko buku. Siapa tahu aku bisa nemenukan buku bagus dan bisa menikmati secangkir kopi hangat. Bisa bertemu dengan gadis yang memiliki hobi yang sama denganku.
Mungkinkah dia yang selalu ceria itu? Apakah yang berambut panjang itu? Apakah yang berkerudung hijau itu? Ataukah yang berkaus merah bercelana jeans itu? Hmmm..........
Gambar: dreamstime.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H