SATU kecaman keras, muka Fahri Hamzah (FH) pantas diludahi. Pasalnya, pernyataan Wakil Ketua DPR RI ini sangat menyayat hati warga NTT yang sedang marah dan kesal, atas perilaku tidak etis SN. Suara publik NTT mana yang anda dengar? Dua ratus warga bodrek, pembawa spanduk ‘Forum Masyarakat NTT Pendukung Setya Novanto’ itu, tidak mewakili warga NTT 5,3 juta jiwa. Hanya secuil kuku, 0,0038%. Dengan demikian, tidak pantas, anda mengatakan, “kalau saya dengar suara publik NTT (daerah pemilihan Novanto) kemarin, marah Novanto diganti. Publik mana yang didengar, Pak Jokowi? Kalau publik NTT saya dengar kemarin enggak setuju Pak Nov diganti atau dihukum”. Sungguh, hati kami tercabik mendengar anda ‘ngap-angap’, bak takut kehilangan jabatan.
Semoga saya tidak salah menduga, FH sedang linglung atau gudek (tuli). Jauh sebelum sidang MKD, Forum komunikasi Masyarakat Flores, Sumba, Timor, dan Alor (FKM-Flobambora) datang ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mendesak KPK agar segera mengusut tuntas kasus yang menyeret ketua DPR Setya Novanto (18/11). Anggota FKM-Flobamora, Petrus Selestinus sudah mengatakan, SN adalah wakil rakyat dari dapil NTT 2 telah membuat NTT malu atas segala tindak tanduk selama ini. Bahkan, FKM-Flobamora mendesak SN untuk MUNDUR. Sebab, pencatutan nama Presiden untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Tidak tinggal diam, Ketua FKM-Flobamora Marsel Muja mengatakan, masyarakat NTT sangat terganggu dengan berita tentang dugaan dari perbuatan saudara SN. Meski dugaan (sekarang sudah terbukti melakukan pelanggaran sedang), masyarakat NTT sudah dicederai dengan perilaku tidak etis SN ini.
Dengan demikian, saya menilai FH hanya mendengar sepihak, yang sejalur dengan pola otak sesat pikir sendiri, lalu menyimpulkan jauh panggang dari bara apinya. Bukan tidak mungkin, kesimpulan yang terburu-buru akan menuai serapah, untuk tidak mengatakan, anda sedang dicaci maki. Saya percaya, anda tidak ingin muka anda diludahi, bukan? Makanya, hati-hati, untuk kasus SN tidak ada istilah pars pro toto.
Lebih dari itu, saya hanya ingin FH lebih baik diam, pergi gunung dan lembah yang sunyi dan sepi, lalu berdoa sambil bertapa, biar anda tidak ikut dilengserkan.
---yang tercecer di kemarahan laut Sawu, Flores---
Sumber: di sini, di sini dan di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H