Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia, Euro 2020, dan Koperasi

12 Juli 2021   11:41 Diperbarui: 12 Juli 2021   13:25 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bek Italia Giorgio Chiellini (tengah) mengangkat trofi Kejuaraan Eropa selama presentasi setelah Italia memenangkan pertandingan sepak bola final UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021(JOHN SIBLEY) via Kompas.com

Sejarah tentang Hari Koperasi tak terpisahkan dengan Italia. Gagasan untuk merayakan koperasi pertama kali muncul pada 1894 oleh Liga Koperasi Italia. Namun, belum sempat menentukan tanggalnya, Liga Koperasi Italia terpaksa (pernah) dibekukkan oleh rezim kekuasaan pada 1925. Pemerintah Italia menuduh, koperasi telah terlibat dalam kegiatan anti-nasionalis yang bertujuan untuk menumbangkan rezim.

Situasi penolakan ini tidaklah berlaku di Uni Soviet. Lenin justru mengadopsi nilai-nilai koperasi dalam sistem ekonominya. Bagi Lenin, koperasi adalah "propertis sosialis" yang sejati. Ia memproklamirkan gerakan koperasi dalam sistem ekonomi Soviet pada Mei 1923.

Senafas dengan gaung ekonomi Soviet, pada Juli 1923, ICA (International Cooperative Alliance) mendeklarasikan Sabtu pertama di bulan Juli sebagai Hari Koperasi Internasional. Lalu, bukan kebetulan gerakan koperasi Indonesia mengadopsinya menjadi 12 Juli, pada Kongres I Koperasi di Tasikmalaya pada 1947.

Mengapa Italia?

Meski gerakan Koperasi muncul pasca revolusi industri di Inggris, koperasi di Italia berkembang jauh lebih optimal. Koperasi menjadi anak emas dalam sistem ekonominya. Bermula sejak 1850, dibentuk sebuah "Associazione Generale degli Operai" di Torino, sebuah Asosiasi Pekerja, Turin.

Pada 1854, indeks biaya hidup di Italia sangat tinggi sebagai dampak dari kenaikan harga bahan makanan pokok. Kondisi ini mendorong "Associazione Generale degli Operai" membuka gudang pasokan kebutuhan pokok. Tujuannya, membantu kelas pekerja memenuhi pangan dengan harga yang sangat murah.

Sambil menerapkan prinsip koperasi Rochdale di Inggris, asosiasi ini berkembang dan terbuka untuk kalangan pegawai kareta api pada 1864. Ekspansi terus berlanjut. Hingga 35 tahun kemudian, pada 1899 "Associazione Generale degli Operai" ini beramalgamasi dalam "Alleanza Torinese" (Aliansi Turin), yang sukses sampai saat ini.

Gerakan koperasi di Italia sangat sukses sebagai gerakan ekonomi alternatif. Koperasi Italia mampu menyediakan 30,7 persen dari total tenaga kerja (Fondazione Censis, 2012). Koperasi beroperasi di semua sektor ekonomi, antara lain perbankan, asuransi, pertanian, ritel, manufaktur, konstruksi, pemeliharaan, pembersihan, katering, layanan sosial, layanan medis, pariwisata, budaya, dan hiburan. Koperasi memegang pangsa pasar yang besar di beberapa sektor: lebih dari 50 persen di layanan sosial; 33 persen di sektor ritel; 33 persen di asuransi; 25 persen di agribisnis (V. Zamagni, 2017).

Terdapat 250 koperasi dan konsorsium di seluruh Italia dengan omset lebih dari 50 juta euro. Mereka adalah pemimpin pasar di ritel, asuransi, pertanian, konstruksi, manufaktur, pemeliharaan umum, dan layanan sosial (Aliansi Koperasi Italia, 2016).

Belajar dari Italia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun