Mestinya kemarin (16/2/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Kota Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten berpenduduk 321.953 (BPS 2020) jiwa ini terletak di sebelah timur. Diapit Kabupaten Ende dan Kabupaten Flores Timur yang berada di ujung timur. Jokowi direncanakan, akan meresmikan bendungan Napun Gete yang berada di Desa Ilin Medo, Kecamatan Waiblama.
Entah apa yang terjadi, rencana itu gagal. Jokowi batal berkunjung ke Maumere. Ia batal meresmikan bendungan yang telah menelan APBN Rp 880 milyar itu. Tersiar kabar, bukan batal, tapi ditunda. Dijadwalkan ulang. Padahal, persiapan menyambut RI 1 itu sudah 100 persen. Pasukan pengawalan suda bersiaga. Lengkap dengan peralatan pengamanan bersiap.
Bukan hanya kali ini saja. Jokowi memang sudah empat kali berencana berkunjung ke tempat asal lagu "Gemu Famire" itu. Semuanya gagal. Seperti pada 5 September 2015 untuk membuka Kongres XIX Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Berlanjut 13 Desember 2019, direncanakan peletakan batu pembangunan bendungan Napun Gete, tapi batal. Ditunda ke 19 Desember 2019, lagi-lagi batal. Terakhir, kemarin (16/2/2021), pun akhirnya batal.
Masyarakat Sikka dan NTT umumnya tentu kecewa. Kaum terdidik membuang opini, 'jangan melihat batalnya kunjungan, tapi melihat apa yang telah Jokowi berikan kepada NTT'. Tentu pendapat ini masuk akal. Tapi di tengah persiapan penyambutan dengan tenaga dan biaya yang tidak sedikit, kata-kata itu seperti pelipur lara. Penyapu kecewa.
Atas empat kali pembatalan ini memunculkan isu, benarkah Maumere tak semanis Labuan Bajo-di ujung Barat Flores? Sungguhkah Pantai Koka tak sepikat Pulau Padar? Atau mungkinkah 'moke' (arak Maumere) tak sekeras gigitan Komodo? Sebab, Jokowi sering berkunjung Labuan Bajo.
Padahal, Kab Sikka itu barometer politik NTT. Banyak politisi nasional berasal darinya. Sebut saja; Bapak Frans Seda-Menteri tiga zaman, Bapak E.P da Gomez-'orang dekat' Megawati Soekarnoputri, politisi PDIP-Bapak Andreas Hugo Pareira, dan Menkominfo Bapak Johnny G Plate yang masih berdarah Sikka.
Secara politik, ideologi partai 'moncong putih' memang lebih bertumbuh subur di Nian Tana (sebutan lain, Kab Sikka). Â Kesan sebagai orang biasa, fakta ini menunjukkan kedekatan politis Megawati, Jokowi dan Kabupaten Sikka. Namun, kerja-kerja Jokowi melampaui kepentingan politik golongan tertentu. Bisa jadi, Jokowi memilih, membangun Flores mulai dari Barat-Labuan Bajo, sambil merambah ke arah Timur. Ini juga, kata-kata penghiburan, bukan?
Tidak. Bukan itu maksudnya. Jokowi pasti tahu, masyarakat Sikka merindunya. Besar harapan, kunjungan 'orang besar' bisa meninggalkan 'remah-remah' berkat: Maumere viral. Wisata tersiar. Ekonomi bisa semakin dipapah.
Tapi, buang rasa kecewa itu, sambil berharap Jokowi tetap menginjakkan kakinya di 'Maumere of Flores' (MoF). Entah kapan. Selebihnya, lanjutkan pembangunan bendungan Napun Gete dan selesaikan pembayaran hak-hak tanah masyarakat yang terdampak. Ini penting, sebab jika waktu peresmian tiba, Jokowi datang, tidak 'malu-maluin' Pak Presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H