Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Film

"The World of the Married" dan Sepasang Luka yang Saling Melupa

22 Mei 2020   22:01 Diperbarui: 22 Mei 2020   22:06 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Istimewa

Sudah hampir seminggu, sama seperti malam-malam yang lalu, sang istri, mantan pacar terbaik itu sangat fokus nonton drama Korea yang sedang hits, The World of the Married. 

Malam ini saya menemaninya, sambil membaca secara 'sambil-lalu' novel Kala, buah kolaborasi apik Stefani Bella dan Syahid Muhammad. Tentang novel ini, sudah lama dibeli, namun alasan belum sempat, jadi belum lunas bacanya.

Tetiba, entah tiba pada adegan yang mana, dia tersedu, airmata mengalir kecil di parit wajahnya. Saya sigap, layaknya teman hidup yang setia, dalam susah dan senang, dan dalam tangis dan tawa.

Saya paham, airmata itu bukan hanya tentang peduli, airmata itu tentang jiwa yang sempat terluka. Saya sodorkan tisu, pelan namun pasti, menyapu lirih yang terlanjur rintik di pipi itu, sambil berujar, "kita adalah sepasang luka yang (belajar) 'tuk saling melupa, kita adalah sepasang salah yang tidak pernah pasrah"

Saya mengerti, hidup adalah tentang kehilangan-kehilangan yang tak akan pernah usai. Dan malam ini, dalam pekatnya gelap, bersama dr. Ji Sun-Woo kita berteriak, "mengapa bertemu jika harus berujung pisah, mengapa menjadi dekat bila akhirnya tercipta jarak.

Semoga ini hanya kisah dalam drama Korea dan novel Kala yang dibaca. Luka mesti berteman dengan suka. Sebab, semesta telah berlelah-lelah membuat rotasi agar kita saling bersinggungan, lalu bertemu dan saling mencinta.

Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun