Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Segera Dibangun Taman Toleransi di Ende, Flores

26 September 2016   12:53 Diperbarui: 26 September 2016   13:03 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan Daerah Kabupaten Ende, NTT di bawah kemudi Bupati Marselinus Y. W Petu dan Wakil Bupati H. Jafar Ahmad terus memanfaatkan segala potensi dan peluang, demi mengembangkan sektor pariwisata yang unggul, kompetitif dan inspiratif. Langkah – langkah inovasi dalam kepariwisataan dilakukan. Salah satunya dengan menambah obyek wisata baru, sebagai media yang menginspirasi dan menghebuskan spirit toleransi kepada setiap anak bangsa ini.

Perencanaan kini mulai mantap. Di atas Gunung Meja akan dibangun sebuah taman toleransi. Sebagaimana ditulis FP (22/09), Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende, Derson Duka, tujuan pembangunan taman toleransi di atas Gunung Meja, antara lain menambah khazanah obyek wisata di Kabupaten Ende. Selain itu, para pengunjung dapat menikmati Kota Ende dari ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (dpml).

Gunung Meja dan Kota Ende nampak dari Nuabosi. Foto: Roman Rendusara
Gunung Meja dan Kota Ende nampak dari Nuabosi. Foto: Roman Rendusara
Gunung Meja berdiri kokoh di tengah Kota Ende, di antara Kelurahan Mbongawani, Paupanda, dan Tetandara hingga kampung Arubara.  Disebut Gunung Meja karena bentuk permukaan yang datar, mirip meja.

Menurut Derson, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sudah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pariwisata RI terkait rencana ini. Juga bekerja sama dengan konsultan dari Institut Teknologi Bandung. Dipastikan pembangunan taman toleransi ini tidak mengganggu lingkungan hidup di sekitar dan dalam kawasan Gunung Meja. Dinas Perkebunan dan Kehutanan pun dilibatkan guna menjaga konservasi lingkungan di Gunung Meja.

Kepala Bapedda Ende, Hiparkus Heppi (FP, 22/09) menjelaskan, di atas puncak Gunung Meja pun akan dibangun Patung Soekarno. Dilengkapi dengan sejarah perjuangan Soekarno, khususnya selama masa pembuangan di Ende.

Taman toleransi mencerminkan rentetan peristiwa bernas Soekarno ketika di Ende, dan mengingatkan generasi muda Ende tentang cerita rakyat Gunung Meja, Gunung Ia (bersebelahan dengan Gunung Meja) dan Gunung Wongge (sebelah utara Kota Ende). Tentang ketiga gunung tersebut, penulis pernah menuliskannya dalam kacamata cinta dan pengorbanan (klik di sini).

Tak menepis beberapa tanggapan kritis masyarakat terhadap pembangunan taman yang menelan dana 2 milyar (untuk jasa konsultan) ini, besar harapan nilai-nilai kehidupan sosial dalam keberagaman dijunjung setinggi-tingginya. Sekaligus memberikan pesan; menahan diri, sabar, membiarkan orang berpendapat lain dan berhati lapang terhadap orang yang berbeda pandangan.

Sebab, toleransi dari bahasa Latin, tolerare yang berarti menahan diri, termasuk menahan nafsu mengejar jabatan dan kuasa semata-mengabaikan kualitas kepemimpinan sebagai pelayan rakyat.

Sumber gambar: di sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun