Dalam waktu 24 jam, satu hari, datang berjuta-juta untaian rasa cinta dan rasa kemanusiaan dari berbagai penjuru dunia, menyerukan akan hak-hak dan keadilan, kemanusiaan yang telah dilindas oleh diktator melalui genosida yang dirinya lakukan. Banyak di antara sekian umat manusia bingung akan tindakan yang dilakukan oleh kelompok yang tuna kemanusiaan, mungkin sebutan itu terlalu baik untuk dilontarkan di antara tindakan yang dilakukan.
"Tidak habis pikir" ini lah kalimat yang terus berderu diantara dentuman-dentuman yang mulai menciptakan Isak tangis yang terus mengucur tiada henti dari malaikat-malaikat kecil yang tanpa dosa ini. Mengharapkan sebuah keajaiban yang datang dari tuhan di antara reruntuhan bangunan yang hitam gosong terbakar oleh hausnya kekuasaan. Itu lah yang hingga saat ini dirasakan oleh rakyat Palestina.
Diperkirakan ada sekitar kurang lebih 29 juta manusia yang sangat bersimpati serentak membagikan gambar "all eyes on Rafah" di media sosial Instagram. Dari hal ini bisa dilihat betapa besarnya rasa kemanusiaan yang muncul di berbagai belahan dunia. Namun lihatlah betapa besarnya usaha yang dikerahkan dari berbagai negara, dan masih tak kunjung menciptakan kedamaian serta ketentraman.
Gambar itu memberikan sebuah makna yang menyoroti tentang dorongan baru di media sosial oleh para pendukung Palestina setelah serangan udara Israel yang begitu brutal dan mematikan kepada rakyat Palestina.
Jika dilihat dari gambar yang telah dipost oleh jutaan orang itu, terdapat bangunan-bangunan kecil yang berbaris rapi dan terlihat penuh, bangunan itu menggambarkan tenda-tenda di kamp para pengungsi di Palestina yang disusun dengan tulisan "ALL EYES ON RAFAH" yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah "Semua Mata Tertuju Rafah".
Rafah sendiri merupakan sebuah tempat yang berada di wilayah selatan Gaza, yang mana banyak difungsikan sebagai tempat kamp atau tenda-tenda pengungsi di mana para pejabat setempat mengatakan sebanyak 45 warga sipil tewas setelah serangan oleh Israel pada Minggu (26/5/2024)
Gambar itu banyak beredar di platform Instagram melalui fitur Instagram stories, dengan adanya influencer, atlet, selebritas, termasuk bintang "bridgerton" Nicola Coughlan, penyanyi penulis lagu Kehlani dan salah satu aktor top India Vahrun Dahwan memposting gambar tersebut.
All Eyes on Rafah adalah sebuah ungkapan yang membanjiri media sosial, terutama di platform seperti Twitter dan Instagram, sejak Selasa, 28 Mei 2024. Ungkapan ini digunakan oleh warganet sebagai bentuk dukungan publik kepada warga di Rafah, Palestina, yang tengah dilanda peperangan.
Dalam bahasa Indonesia, All Eyes on Rafah berarti "semua mata tertuju pada Rafah." Rafah adalah sebuah kota di jalur Gaza selatan, Palestina, yang saat ini mengalami serangan bertubi-tubi oleh Israel. Banyak warga di kota tersebut mengungsi akibat serangan tersebut. Ungkapan ini menjadi pengingat agar setiap orang tidak berpaling dari apa yang sedang terjadi di kota Rafah dan digunakan sebagai seruan kepada masyarakat untuk terus memantau perkembangan terkini serangan Israel ke Rafah. Aksi ini juga menuntut adanya gencatan senjata.
Ungkapan All Eyes on Rafah awalnya muncul dari Dr. Rick Peeperkorn, Direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Februari 2024. Peeperkorn menyerukan "All Eyes on Rafah" beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan rencana evakuasi di kota tersebut, menjelang serangan dilancarkan oleh Israel. Netanyahu mengeklaim bahwa Rafah adalah benteng pertahanan terakhir kelompok Hamas di Palestina.
Ungkapan ini juga telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Eropa Barat, Australia, dan India, serta digunakan oleh sejumlah selebriti papan atas di India.