Mohon tunggu...
Romi Romadhoni
Romi Romadhoni Mohon Tunggu... -

@romi_mr Development Planner. Master of Development Planning (Univ of Queensland). Urban issue enthusiast. Economic equity is the new growth

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Piawai Berkomunikasi

5 Juni 2014   21:25 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:10 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kalau orang pintar lawan orang bodoh. Kita sudah tahu siapa yang menang . Tapi kalau orang pintar lawan orang lapar, bisa lain ceritanya." Begitu respons Ahmad, seorang tukang parkir di kawasan monas – ngobrol sambil nunggui anak naik delman- soal rencana relokasi  warung di parkir silang Monas . Sorot mata  tajam dan tampak gurat kelelahan di rautnya akibat ditekan untuk waktu sekian lama. Masyarakat kita , terutama mereka yang kurang beruntung, berbicara dengan bahasanya sendiri. Bahasa yang hidup di tengah keterhimpitan, yang sarat konflik namun langka peluang dan sumberdaya.

Seberapa mumpuninya seseorang dalam hal kepemimpinan, sebenarnya  lebih mirip seni daripada sains eksak. Kualitas utama pemimpin jauh melewati ukuran konvensional. Visioning. Kita memerlukan pemimpin yang tidak saja punya visi besar dan know how berjuang menggapainya, namun juga yang piawai mengkomunikasikan ke khalayak, dengan bahasa yang mereka mengerti. Untuk bisa  menggerakkan segala penjuru potensi bangsa ke arah yang sama.

Seperti lilin di tengah kepungan gelap. Kita butuh arahan dari Presiden di saat – saat genting. Kita perlu penunjuk arah saat berputar tak keruan di hutan yang salah. Visi dan self-awareness, adalah kualitas yang menentukan kepemimpinan  Selain kriteria yang lain tentunya: kecerdasan -pikir dan emosional, ketangguhan, determinasi, motivasi, social skill dan sebagainya.

Hal ini dramatis  digambarkan oleh adegan  di film The Kings speech saat rakyat berkumpul di segenap penjuru negeri, mengelilingi radio transistor, menunggu sikap Sang Raja, George VI,  di saat Inggris Raya berada  mulut  perang dunia II.  In this grave  hour… perhaps… the most fateful in our history , I send… to every  household of my people both at home and overseas… this message., demikian pidatonya .

Indonesia harus merdeka sebelum tanaman jagung matang”, demikian Bung Karno, dengan tujuan yang lugas sejernih kristal, terukur, namun disampaikan dengan bahasa sederhana. Orang di dusun pelosok yang minim pendidikan  pun bisa memahami dengan jelas. Di awal kepemimpinannya , seorang Lee Kuan Yew  juga harus memperlajari lagi  bahasa lokal chinese dengan berbagai macam dialeknya . Demi bisa bisa berkomunikasi  lebih baik dengan semua warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun