Mohon tunggu...
romadhona diah
romadhona diah Mohon Tunggu... Guru - pencinta alam

Menulis itu bagaikan mengukir pada batu prasasti versi soft file.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Curhatku Ibu

22 Desember 2017   09:45 Diperbarui: 22 Desember 2022   06:37 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu, dirimu yang dulu tangguh, motivatorku, ibuku sang visioner,

ibuku yang tidak pernah mengeluh,

 ibuku yang tidak cengeng,

 dirimu yang tidak  pernah mengungkit-ungkit jasa sepanjang hidupmu

Tahukah Bu?  aku rindu  mata ibu yang berbinar, suara ibu yang lantang dan semangat. 

Menyemangati langkahku tuk menyongsong masa  depan.

Ibu, tahukah dirimu? Telah kucari semua itu namun, kini tak kulihat lagi apa  yang ada pada dirimu. 

Ibuku sayang kini mulai pendiam,  ibuku yang mulai pelupa.

Ibu, aku rindu ibuku  yang dulu, yang kalau aku nakal, ibu menegurku. Aku rindu omelan kasih sayangmu, aku rindu cerewet mu Bu. Kala langkahku terseok, ibu selalu ada mendampingiku, menghiburku.

Ibu oh Ibu, apapun kini dirimu, Ibu adalah yang terpenting dalam hidupku , ku tetap membutuhkan mu sampai kapanpun. Perkataanmu adalah perintah, anggukan mu adalah doa dan restu.

Ibu, semoga Allah membalas semua pengorbanan dan kebaikanmu.

By Romadhona

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun