Wak seruput teh leci dengan berkali hembus
Wak apitkan di lengan pinggir jendela bus
Wak seruput lagi tuk mencuat segala paham
Yang telah bergejolak dan terpendam
Kulihat kota yang dulu bereksistensi
Mengisi lelah dan peluh diri
Bersisa gelebah yang membadai
Wak kan menjumpai Kau
Berandai-andai sembari menyemburkan rindu
Yang Wak  minum dan tahan hingga subur
Otak Wak berdialog, laku rupa yang swapraja
Apakah Wak berkilah bak baik-baik saja?
Acuh? Atau harus jujur atas rindu kelabu?
Wak masih seperti dulu, semoga Kau pun
Wak seruput kembali teh dengan cabuh
Sebagai penenang kalbu abu-abu
Atas rindu dengan penuh harap
Semoga kunikmati gulita yang tercerap
Juni 2022
(tulisan ini sudah pernah terbit di Scientia.Id)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H