Aku merasakan ketika hujan datang di France rintiknya akan bergantian menciptakan simpony  indah yang menyeruak diantara rerumputan dibawah bayang-bayang La tour Eiffel. Gladi music romantis menari-nari ditelinga para pendengarnya. Ketika kayuh senja mencapai puncak kegelamouran cahaya-cahaya lampu memberi ruang siluet menampakkan sebuah keluarga dan para pasangan yang sedang menikmati dining private mereka.
Seringkali ku lihat banyak genggaman tangan menandakan ikatan, banyak pelukan kasih sayang, bunga-bunga merona setelah mengungkap kata diselembar kertas bertuliskan "Je t'aime". Aku menjadi saksi tentang kehangatan senja ditepi sungai Seine tentang pasangan yang saling mencari bahu diatas peniche disaat sungai  berselimutkan daun-daun di musim gugur. Diantara keramaian  Pont des Arts Bridge, aku tak absen menjadi saksi orang-orang yang berjanji pada sebuah gembok setia.
Keromantisan Parch du Champ de Mars itu hanyalah lukisan penghibur diantara jasper La tour Eiffel dalam diriku. Kesendirian kian tak bertepi dibawah bayang -banyang menara besi, tajuk diri pun tak pernah kutemui, kehangatan keluarga didalam keranjang baguette hanyalah mimpi indah dalam anganku.
Aku adalah seorang pemulung paling merindukan sekerajang baguette yang dilahirkan, namun faktanya aku dibesarkan sendirian oleh diri dan diberi kasih sayang oleh seekor kucing jalanan.
Bintuhan, 10 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H