Tahun 2024, di Indonesia, dikenal sebagai tahun politik. Masa pemilihan umum (pemilu) sudah selesai diselenggarakan pada Februari lalu.Â
Sekarang banyak wilayah di Indonesia masuk dalam masa persiapan pilkada. Masyarakat juga telah terbagi dalam kubu-kubu.Â
Nusa Tenggara Timur juga masuk dalam daftar provinsi yang akan memilih pemimpin daerahnya (gubernur) untuk 5 tahun ke depan.Â
Begitu pula juga dengan 21 Kabupaten dan 1 kota di NTT turut serta dalam pemilihan bupati dan walikota.
Pendaftaran calon telah selesai. Begitu juga pengundian nomor urut pasangan calon sudah diketahui publik NTT.Â
Para paslon sekarang sementara ada dalam masa kampanye dan juga debat publik.
Masa kampanye ini menjadi menarik oleh karena tiap pasangan calon bergerak, bekerja untuk meyakinkan masyarakat agar nanti di tanggal 27 masyarakat memilih paslon bersangkutan.
Dalam masa kampanye ini, awas pula untuk terjebak dalam politisasi dan juga pencitraan.Â
Pada prinsipnya, pencitraan cenderung manipulatif. Masyarakat dipikat dengan janji politik paslon.Â
Mereka turun ke rumah-rumah, jalan, pasar, dan komunitas masyarakat lainnya untuk menjaring banyak aspirasi.
Masa kampanye itu adalah masa promosi diri dan kinerja tetapi sekaligus program-program kerja.