Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup dengan Rasa Cukup (1 Timotius 6:2b-12)

20 Oktober 2024   18:55 Diperbarui: 20 Oktober 2024   19:26 2458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pengantar

Tema di atas merupakan tema pemberitaan Firman Tuhan di lingkup jemaat-jemaat Gereja Masehi Injili di Timor, Minggu, 20 Oktober 2024 dengan landasan teks Alkitab yakni 1 Timotius 6:2b-12.

Tema ini menjadi menarik untuk direnungkan karena kita hidup di era dimana orang berlomba-lomba untuk mendapatkan banyak materi, seperti fasilitas hidup yang mumpuni, atau juga uang yang banyak.

Akibatnya, kita tidak menjadi puas dengan apa yang ada pada kita. Celakanya apabila kita kemudian menjadikan orang lain sebagai rival atas kepemilikan sesuatu.

Kita tidak akan tenang dan merasa puas dengan apa yang ada pada kita. Sedapat mungkin kita harus melebihi rival kita itu. Bukankah ini namanya iri hati? 

Jangan mengira bahwa iri hati itu penyakit yang biasa-biasa saja.  Ia ternyata bisa menjadi virus mematikan karena persaingan yang tiada akhir. 

Iri hati hanya akan membuat kita mencari celah menjatuhkan sesama. Tentu hal ini berimbas juga pada perenggangan hubungan bersama.

Pendalaman Teks

Menarik jika kemudian kita melihat fenomena hidup di atas dengan tema pemberitaan Firman Tuhan di GMIT, hari ini. "Hidup dengan Rasa Cukup".

Bahasa teologis yang kerap dipakai untuk hal rasa cukup yakni Ugahari. Ugahari sama artinya dengan hidup apa adanya, standar saja, tidak berlebihan.  Asal ada makanan dan  pakaian, cukuplah (ayat 8).

Makanan dan pakaian itu kebutuhan primer. Tapi, yang menarik juga dalam catatan 1 Timotius 6:2b-10, ternyata semua kebutuhan primer ini baru bisa ada apabila ada uang.

Nah ini satu sumber masalah lagi. Uang itu kita sangat butuhkan. Tiap hari kita kerja, "banting tulang" untuk dapatkan uang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun