Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Alamku, Dulu dan Kini : Suatu Perbandingan

6 Agustus 2024   15:18 Diperbarui: 6 Agustus 2024   15:30 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pepohonan dibabat habis, mata air mengering, kali yang dulu menjadi tempat kami berjumpa kini telah dialih fungsi menjadi area pemukiman warga. Interaksi sosial pun kian luntur. 

Memasuki musim kemarau jangan heran jika banyak masyarakat Kota Kupang yang mengeluh karena kepanasan dan kelangkaan air bersih. 

Banyak yang memilih untuk kemudian juga keluar rumah, mencari pohon yang rindang untuk menghindari hawa panas. 

Lahan tidur makin banyak. Misalnya di wilayah Oepura terdapat sawah yang dulunya melimpah dengan air tetapi kini air sangat susah. 

Kali mengering, petani lalu mulai malas bercocok tanam. Siapa yang harus disalahkan karena keadaan ini? Ya tentu manusia itu sendiri. 

Karena ingin berkembang, maka kebijakan yang diambil tidak didasarkan pada proyeksi potensi kerusakan lingkungan. Harusnya hal ini harus diperhatikan. 

Apa yang Harus Dibuat? 

Pertanyaan ini penting sebagai suatu upaya melakukan resiliensi lingkungan. Pembanguan harus ramah lingkungan.

Tanah harus dijaga, air harus dipastikan kebersihannya, mata air pun harus dilindungi agar tidak menjadi korban pembanguan. Bahkan cara kita melihat alam juga harus ditransformasi. 

Alam bukan lagi objek tetapi subjek. Ini memang kelihatan sedikit aneh karena pemahaman kita interaksi itu hanya ada antara manusia dengan manusia. 

Padahal alam punya sumbangan nyata bagi keberlangsungan hidup manusia. Masyarakat Timor pun memahami alam sebagai ibu. Ibu yang memberi makan bagi anak-anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun