Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kota Kupang dan Kaderisasi Pemimpin

5 Agustus 2024   19:12 Diperbarui: 5 Agustus 2024   19:19 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan

Perhelatan pilkada sudah di depan mata. Rata-rata partai politik telah menentukan siapa kader terbaik yang akan diusung untuk maju bertarung dalam pilkada serentak November yang akan datang. 

Tak terkecuali juga Kota Kupang, ibu kota dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam pengamatan, sudah bisa dipastikan bahwa ada 4 pasangan calon yang siap bertarung. 

Mereka adalah pasangan Jefri Riwu Kore & Lusia Lebu Raya, Jonas Salean & Aloysius Sukardan, George Hadjoh & Theodora Taek, dr. Christian Widodo & Serena Francis. Keempat pasangan ini secara geopolitik telah mendapatkan simpati masyarakat. 

Hanya saja, dari 4 pasangan ini, nasih ada 2 wajah lama yang akan ikut kembali dalam panggung politik pilkada tahun 2024 di Kota Kupang (Jefri Riwu Kore serta Jonas Salean).

Tentu tidak soal mereka ikut maju kembali sepanjang masih memenuhi ketentuan yang ada, misalnya belum menjabat dua periode secara berturut-turut. 

Catatan di atas boleh kita terima karena tidak cacat hukum. Tapi, dalam percakapan lepas dengan beberapa kolega, hemat mereka terkesan di Kota Kupang tidak ada calon potensial lain lagi, tampaknya monoton pada 2 figur ini. 

Pentingnya Kaderisasi Pemimpin

Penulis melihat bahwa kaderisasi pemimpin itu amat perlu agar kita tidak terjebak dalam politik pendewaan pada figur tertentu. 

Semua anak Indonesia di daerah, sepanjang masih memenuhi syarat untuk maju dalam kontestasi politik harus didukung dan didorong. 

Mengapa hal ini perlu? Kita mungkin ingat pepatah, "tiap orang ada masanya". Pepatah ini benar adanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun